Intinya, jangan kita tugaskan orang yang berencana mau mencuri untuk menjaga rumah. Pasti akhirnya akan kebobolan juga.
Seorang lelaki diterima menjadi taruna TNI. Setelah lulus nanti, ia akan dibebankan tanggungjawab menjaga Indonesia. Menjaga bangsa ini dari segala rongrongan.
Bukan hanya menjaga keutuhan terotorial saja. Yang juga lebih penting adalah memastikan bahwa ideologi Indonesia yang menghargai keragaman, pluralisme, saling menghargai tetap berdiri tegak. Fungsi militer untuk sebuah negara sejatinya adalah memastikan konstitusi tetap berjalan.
Itu juga yang membuat banyak orang resah. Ketika Enzo Allie, seorang taruna militer ditenggarai sudah kesusupan virus khilafah. Cara membacanya gampang. Di halaman akun media sosialnya Enzo dengan bangga memasang foti sedang mengibarkan bendera HTI.
Semakin ditelusuri, kita juga akan menemukan kemana pemahaman anak muda ini berlabuh. Felix Siauw yang mengharamkan nasionalisme adalah salah satu idolanya.
Mungkin pemahaman Enzo diturunkan dari ibunya, Hadijati Basjuni Allie.
Ayahnya yang berkebangsaan Prancis kabarnya sudah meninggal. Kalau kita telusuri akun medsos Hadijati, kita tahu perempuan ini tidak berbeda dengan emak-emak Pepes. Kedua akun itu, baik milik Enzo maupun Hadijati, kini telah ditutup.
Kita sebagai rakyat perlu juga mengingatkan jangan sampai bangsa ini kecolongan. Dalam satu kesempatan, Menteri Pertahanan pernah mengingatkan bahwa ada 3% anggota TNI yang terjangkit virus radikal. Angka itu mengangetkan. Apalagi mengingat mereka ini punya wewenang dan punya senjata.
Di tengah guncangan dunia oleh orang-orang yang mabuk agama, mestinya TNI sebagai institusi militer lebih waspada dan hati-hati. Jangan beri celah sedikitpun bagi siapa saja yang terpapar virus radikal untuk punya akses terhadap senjata.
Kita tidak tahu apa ideologi yang diyakini Enzo. Biarlah TNI yang menelusurinya. Hanya saja isu seperti ini terlalu berbahaya jika dibiarkan berlalu begitu saja.
Sebab kita tahu, berbiaknya virus radikal salah satunya karena mereka sudah berhasil menyusupkan orang-orangnya ke posisi-posisi strategis dan penting.
Bukan hanya TNI dan Polri. Demikian juga semua institusi negara, baik PNS, lembaga negara maupun karyawan BUMN. Proses seleksinya harus lebih ketat, khususnya berkenaan dengan afiliasi ideologinya.
Intinya, jangan kita tugaskan orang yang berencana mau mencuri untuk menjaga rumah. Pasti akhirnya akan kebobolan juga.
"Itu sama saja seperti menitipkan Firza ke Saudi, mas," ujar Abu Kumkum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews