Jangan Undang Radikalis Kelola Negara

Intinya, jangan kita tugaskan orang yang berencana mau mencuri untuk menjaga rumah. Pasti akhirnya akan kebobolan juga.

Rabu, 7 Agustus 2019 | 16:27 WIB
0
709
Jangan Undang Radikalis Kelola Negara
Enzo Allie dan Panglima TNI hadi Tjahjanto (Foto: genpi.co)

Seorang lelaki diterima menjadi taruna TNI. Setelah lulus nanti, ia akan dibebankan tanggungjawab menjaga Indonesia. Menjaga bangsa ini dari segala rongrongan.

Bukan hanya menjaga keutuhan terotorial saja. Yang juga lebih penting adalah memastikan bahwa ideologi Indonesia yang menghargai keragaman, pluralisme, saling menghargai tetap berdiri tegak. Fungsi militer untuk sebuah negara sejatinya adalah memastikan konstitusi tetap berjalan.

Itu juga yang membuat banyak orang resah. Ketika Enzo Allie, seorang taruna militer ditenggarai sudah kesusupan virus khilafah. Cara membacanya gampang. Di halaman akun media sosialnya Enzo dengan bangga memasang foti sedang mengibarkan bendera HTI.

Semakin ditelusuri, kita juga akan menemukan kemana pemahaman anak muda ini berlabuh. Felix Siauw yang mengharamkan nasionalisme adalah salah satu idolanya.

Mungkin pemahaman Enzo diturunkan dari ibunya, Hadijati Basjuni Allie.

Ayahnya yang berkebangsaan Prancis kabarnya sudah meninggal. Kalau kita telusuri akun medsos Hadijati, kita tahu perempuan ini tidak berbeda dengan emak-emak Pepes. Kedua akun itu, baik milik Enzo maupun Hadijati, kini telah ditutup.

Kita sebagai rakyat perlu juga mengingatkan jangan sampai bangsa ini kecolongan. Dalam satu kesempatan, Menteri Pertahanan pernah mengingatkan bahwa ada 3% anggota TNI yang terjangkit virus radikal. Angka itu mengangetkan. Apalagi mengingat mereka ini punya wewenang dan punya senjata.

Di tengah guncangan dunia oleh orang-orang yang mabuk agama, mestinya TNI sebagai institusi militer lebih waspada dan hati-hati. Jangan beri celah sedikitpun bagi siapa saja yang terpapar virus radikal untuk punya akses terhadap senjata.

Kita tidak tahu apa ideologi yang diyakini Enzo. Biarlah TNI yang menelusurinya. Hanya saja isu seperti ini terlalu berbahaya jika dibiarkan berlalu begitu saja.


Profil FB Enzo

Sebab kita tahu, berbiaknya virus radikal salah satunya karena mereka sudah berhasil menyusupkan orang-orangnya ke posisi-posisi strategis dan penting.

Bukan hanya TNI dan Polri. Demikian juga semua institusi negara, baik PNS, lembaga negara maupun karyawan BUMN. Proses seleksinya harus lebih ketat, khususnya berkenaan dengan afiliasi ideologinya.

Intinya, jangan kita tugaskan orang yang berencana mau mencuri untuk menjaga rumah. Pasti akhirnya akan kebobolan juga.

"Itu sama saja seperti menitipkan Firza ke Saudi, mas," ujar Abu Kumkum.

***