Kartu pra kerja adalah terobosan pemerintah untuk mengatasi pengangguran. Dengan memiliki kartu ini, maka masyarakat akan mendapatkan pelatihan dan meningkatkan keterampilan, yang bisa dijadikan modal berwirausaha. Kartu pra kerja sangat disambut dengan antusias oleh masyarakat terutama di saat Pandemi Covid-19.
Kartu pra kerja adalah program yang dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo ketika awal masa kampanye. Janji ini benar-benar ditepati, sejak awal april, sudah dimulai pendaftaran kartu ini melalui situs resmi. Total lebih dari 8 juta orang mendaftar ke websitenya, bahkan server sempat hang karena antusiasme masyarakat yang ingin mendapatkannya dan masuk ke situs secara bersamaan.
Pendaftaran kartu pra kerja dibagi jadi 2 periode. Gelombang pertama mulai 11 hingga 16 april, sedangkan yang kedua mulai 20 hingga 23 april. Masyarakat langsung antusias dan mendaftar serta melengkapi formulir secara online. Di gelombang pertama saja total pendaftar lebih dari 6 juta orang. Hal ini membuktikan mereka ingin maju dan lari dari jerat kemiskinan.
Masyarakat menyambut kartu pra kerja dengan gembira, karena kartu ini bukan sekadar bantuan sosial atau subsidi bagi penganggur seperti yang terjadi di beberapa negara lain. Memang ada bantuan berupa uang sebanyak 3.550.000 rupiah. Namun sebagian uang itu digunakan pemilik kartu pra kerja untuk biaya pelatihan yang bisa diikuti oleh mereka. Pelatihan tersebut di antaranya di bidang kecantikan, teknologi, wirausaha, dan lain-lain. Jadi masyarakat bisa memilih workshop mana yang paling diminati.
Pelatihan peserta kartu pra kerja juga bisa dilakukan secara online (selain pelatihan offline). Jadi lebih praktis karena tidak usah mengeluarkan biaya transportasi dan bisa dilakukan di rumah, dengan bermodal laptop atau smartphone. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, pelatihan secara offline tentu lebih beresiko tinggi, jadi lebih cocok untuk melakukan workshop secara online.
Setelah mendapatkan pelatihan, maka peserta akan mendapat uang saku sebanyak 400.000 rupiah yang akan ditransfer secra bertahap selama 6 bulan. Uang ini diharap tidak dihabiskan secara konsumtif, tapi digunakan untuk ongkos transportasi untuk melamar kerja. Atau digunakan untuk modal usaha.
Selain mendapat uang saku, para pemilik kartu juga mendapat imu yang bisa digunakan dalam dunia kerja.
Mereka juga bisa membuka usaha sendiri karena sudah punya modal berupa keterampilan. Akan lebih baik lagi ketika masyarakat berbisnis sendiri, karena selain bisa bekerja secara mandiri, juga bisa mengentas pengangguran lain ketika mereka membutuhkan karyawan.
Dari 8 juta pendaftar kartu pra kerja, yang lolos hanya sekitar 100.000 orang. Proses seleksi dilakukan secara ketat, dengan memeriksa nomor induk kependudukan yang ada di KTP, foto diri yang jelas, alamat, nomor HP, dan data-data lain. Pemeriksaan ini wajib dilakukan agar kartu pra kerja benar-benar didapatkan oleh orang yang membutuhkan, bukan yang hanya sekadar iseng mendaftar.
Program kartu pra kerja disambut sangat baik oleh masyarakat karena di tengah pandemi Covid-19 ini pengangguran makin meningkat karena banyak pabrik yang ditutup. Jadi, peluncuran kartu di bukan april sangat tepat untuk menolong mereka agar segera mendapat pekerjaan. Juga terbebas dari beban karena harus menghidupi anak dan istri padahal tak punya pendapatan tetap, setelah tak lagi berstatus karyawan.
Kartu pra kerja adalah program pemerintah yang sangat baik karena bisa membuat masayarakat mendapatkan keterampilan baru setelah mengikuti pelatihan. Selain itu ada uang saku bagi pemilik kartu yang nominalnya lumayan. Tak heran, pendaftar kartu ini mencapai 8 juta orang dan mereka sangat berharap lolos seleksi. Semoga setelah mendapatkan kartu ini, para penganggur makin berkurang dan bisa berkarya dengan bahagia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews