Mengapa Harus Bernama Wehrkreise?

Seberapa besar peranan Soeharto sebagai komandan wehrkreise dalam Serangan Oemoem 1 Maret 1949? Cukup besar!

Rabu, 9 Maret 2022 | 09:57 WIB
0
134
Mengapa Harus Bernama Wehrkreise?
Soeharto (Foto: liputan6.com)

Adanya polemik mengenai Keppres No 2 tahun 2022 perihal Hari Penegakan Kedaulatan Negara yaitu tentang penghilangan nama Soeharto dalam pertimbangan (konsiderans) keppres tersebut, membuat saya curious (kepo) dengan istilah "Wehrkreise".

Seperti kita ketahui, Serangan Oemoem 1 Maret 1949 terhadap Yogyakarta dilakukan oleh pasukan Wehrkreise III yang dipimpin oleh Overste (Letkol) Soeharto. Berkat serangan itu, Indonesia berhasil meyakinkan dunia bahwa angkatan bersenjata Indonesia (dan juga Republik Indonesia) masih eksis.

Yang bikin saya penasaran kenapa organisasi militer kita waktu itu kok dinamakan "wehrkreise". Semula saya mengira ini istilah bahasa Belanda, tetapi ternyata ini istilah bahasa Jerman yang artinya "distrik militer".

Kenapa waktu itu angkatan perang kita mengadopsi istilah bahasa Jerman?

Jawabannya, karena sistem organisasi militer Jerman bernama "wehrkreise" ini mendapat pujian seluruh dunia dlm Perang Dunia II sebagai sistem yang piawai untuk mempersiapkan, merekrut dan mengerahkan pasukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Saya beri kutipan singkat tentang "wehrkreise" ini:

(1)

The German Wehrkreis, or military district, had special significance for the German Army division, because it had responsibility for recruiting, drafting, inducting, and training German soldiers, as well as for mobilizing divisions and providing them with training and trained replacements.

(2)

The unsung hero of the German war effort in World War II was undoubtedly the Wehrkreise—the German military districts. They performed their tasks so efficiently that they kept the German Army in the field against most of the rest of the world for six years.

Jadi, tidak mengherankan kalo di masa itu (tahun 1945-1950) "wehrkreise" menjadi buah bibir di kalangan penguasa militer negara-negara di dunia. Sebagai negara yang masih muda dan digempur oleh kekuatan militer Belanda yang ingin kembali menjajah, maka tak ada jalan lain bagi angkatan perang kita untuk membentuk sejumlah "wehrkreise" (distrik militer).

Wehrkreise III dipimpin oleh Letkol Soeharto. Waktu Soeharto menyerang Yogyakarta yang dikuasai Belanda, dia bertindak atas perintah Jenderal Soedirman dan Sultan Hamengkubuwono IX. 

Jadi, pertanyaan intinya seberapa besar peranan Soeharto sebagai komandan wehrkreise dalam Serangan Oemoem 1 Maret 1949?

Menurut saya, cukup besar. Sehingga layak disebutkan namanya dalam pertimbangan (konsiderans) keppres Hari Penegakan Kedaulatan Negara. 

***