Sketsa Harian [41] Menyiapkan Presentasi

Sudah tentu peristiwa yang tergolong "hype" atau "trending" saya ikuti, dari media sosial maupun media massa.

Jumat, 6 Desember 2019 | 08:11 WIB
0
286
Sketsa Harian [41] Menyiapkan Presentasi
Ilustrasi mik (Foto: IDN Times)

Kebiasaan saya adalah tidak begitu saja menerima permintaan untuk mengajar menulis atau jurnalistik sebelum jelas apa yang harus saya sampaikan kepada peserta. Saking cerewetnya, kesannya saya malah ribet, kadang panitia atau penghubung (biasanya perempuan, ehem...) rikuh sendiri karena seperti dikonfrontir.

"Apa perlu kita ketemuan dulu, Pak Pepih?" kata seorang laisson officer di mike ponsel, perempuan bersuara sahdu, beberapa pekan lalu. Ah, ini sih modus, pikir saya, bilang aja mau ngopi bareng.

Tapi praktiknya memang ada yang harus bertemu di sebuah sudut cafe sambil menikmati Americano tanpa gula, jauh sebelum acara pelatihan dimulai. Dia menjelaskan apa yang harus saya sampaikan, manusia dari golongan manakah para seserta pelatihan, berapa jam hak saya bicara dan melatih peserta, dan seterusnya.

Kalau pelatihannya di luar kota dan harus bermalam, biasa saya tanya basa-basi, "Mbak ikut 'kan nanti di acara pelatihan?" Biasanya dijawab, "Oh tentu, Pak!"

Kenapa saya harus menyiapkan segalanya dengan sempurna? bukan apa-apa, sebab setiap mengajar ilmu menulis dan jurnalistik, ada tanggung jawab moral yang luar biasa.

Saya ga bisa lakukan sambil lalu. Peserta harus mendapat ilmu terbaru dari apa yang saya sampaikan.

Karena manusia sudah sedemikian terspesialisasi, maka saya wajib membaca buku, risalah, berita apdet (update) terbaru di dunia kepenulisan dan jurnalistik, biasanya yang saya anggap kuasai. Tujuannya agar apa yang saya sampaikan juga "related" dengan kekinian.

Sudah tentu peristiwa yang tergolong "hype" atau "trending" saya ikuti, dari media sosial maupun media massa. Meski bukan orang filsafat, setiap hari saya usahakan baca buku-buku filsafat. Saya perlu baca hal-hal "njimet" ini untuk mendudukkan setiap persoalan/fenomena pada tempat semestinya, biar selalu ada landasan berpikirnya.

Konsekuensinya, presentasi pun saya persiapkan dengan contoh-contoh peristiwa terkini itu, sebagaimana saya harus mempersiapkan presentasi bertajuk "Socmed Content Creator" ini untuk keperluan latihan menulis karyawan Garuda Indonesia.

"Apakah tidak keberatan kalau saya meminta peserta latihan menulis script dengan pendekatan tertentu yang saya ajarkan nanti?" tanya saya kepada panitia yang langsung dijawab, "Tentu, Kang, mereka justru mengharapkan ada latihannya."

Hemm... tadi "Pak" sekarang "Kang".

Okelah, see you!

#PepihNugraha

***

Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [41] Daun-daun Kering Berguguran di Tanah Palmerah