Laki-laki atau suami terkadang memang egois dan bisa berubah beringas kalau hasrat seksnya tidak dipenuhi. Hampir mirip dengan insting hewan atau binatang.
Mengapa dalam banyak kasus-laki-laki yang menjalin hubungan atau pacaran dan diputus oleh wanita sering berbuat kalap dan membuka aibnya dengan menyebarkan konten pornografi yang pernah diperbuatnya?
Di Jogjakarta ada penjual martabak ditangkap polisi karena menyebarkan "adegan ranjang" dengan mantan pacarnya yang juga seorang penjual martabak. Sang pacar (laki) tidak terima diputus begitu saja. Karena tidak terima diputus, ia mengunggah konten adegan ranjangnya di medsos.
Nah, ceweknya merasa dipermalukan, akhirnya lapor polisi dan si cowok ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya karena mengunggah konten pornografi.
Di Sragen Jawa Tengah juga ada pekerja swalayan menyebarkan atau mengunggah konten pornografi adegan ranjangnya dengan kekasihnya. Hanya motifnya bukan tidak terima diputuskan, tetapi si wanita diperas duitnya oleh kekasihnya sendiri. Dan kalau tidak dikasih, Si cowok mengancam akan menyebarkan adegan ranjangnya.
Dan benar saja,si cowok mengunggah konten adegan ranjangnya. Karena si cewek tidak mau memberikan uang. Si cewek akhirnya lapor polisi dan si cowok ditangkap aparat polisi.
Kasus-kasus semacam ini banyak terjadi dan menimpa pasangan muda-mudi yang dalam hubungan percintaannya melakukan adegan ranjang dan didokumentasikan atau di videoakan. Dengan alasan bermacam-macam. Tetapi juga bisa dijadikan alat peras bagi sang laki-laki atau karena tidak terima diputuskan hubungan. Maka jangan mendokumentasikan adegan ranjang atau divideokan.
Memang dalam banyak kasus hubungan pasangan muda-mudi yang dimabuk kasmaran yang diikuti dengan hubungan layaknya suami-istri,-yang sering dirugikan adalah pihak wanita atau cewek. Seperti kalu terjadi kehamilan, si cowok bisa tidak tanggungjawab atau kabur. Atau si cowok mempermalukan si cewek dengan mengunggah adegan ranjangnya ke medsos.
Memang laki-laki banyak yang tidak peduli dengan telor yang ditinggalkan dalam sarang pasangannya. Mereka bebas bertelor dimana saja. Yang beresiko yang ditinggalin telor ini.Ia harus menanggung rasa malu dan stigma negatif masyarakat.
Dalam kasus rumah tangga-ternyata banyak juga suami yang tidak terima dan marah ketika pihak istri atau perempuan menuntut cerai atau berpisah. Malah banyak kejadian atau kasus-seorang istri jadi korban kekerasan atau pembunuhan oleh suami sendiri karena tidak terima digugat cerai atau tidak mau diajak rujuk kembali.
Laki-laki atau suami terkadang memang egois dan bisa berubah beringas kalau hasrat seksnya tidak dipenuhi. Hampir mirip dengan insting hewan atau binatang.
Ternyata banyak laki-laki yang kurang pandai menyimpan aibnya sendiri dan mempermalukan mantan pasangannya sendiri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews