Teh Manis Hangat

Teh manis hangat mengandung gula yang mudah diserap tubuh, karena bentuknya cair dan tidak perlu dipecah lagi, sehingga bisa memberikan gula yang dibutuhkan tubuh dengan lebih cepat.

Minggu, 5 Januari 2020 | 19:49 WIB
0
292
Teh Manis Hangat
Teh manis (Foto: detik.com)

Sebagai guru UKS, Pak Guru Doel Kamdi sangat menyukai Senin pagi. Saat guru lain mengurusi murid-murid nakal yang tidak mau berbaris rapi atau sekadar dipajang di barisan guru, Pak Guru bisa duduk di UKS dibantu dokter kecil yang piket pada hari itu. Sesekali memantau ke barisan upacara, namun lebih sering duduk di UKS.

Besok Senin upacara pertama Pak Guru di tempat baru. Kalau di tempat lama, biasanya ada satu atau dua murid yang dibawa ke UKS dalam keadaan pusing, mual, atau pingsan. Pernah sekali dokter kecil salah ucap, berdoa “Semoga UKS hari ini sepi” dengan lantang, tiba-tiba yang pingsan ada sekitar 6 murid, belum ditambah kemudian pas jam olahraga setelahnya ada yang keseleo. Nah, dalam keadaan demikian, ada satu ‘obat manjur’ yang sering digunakan: teh manis hangat.

Biasanya Pak Guru Doel Kamdi memberikan teh manis hangat kepada murid yang datang dalam keadaan pusing dan mual saat upacara bendera. Pak Guru juga memberikan teh manis hangat kepada murid yang sudah siuman dari pingsannya, ketika sudah mulai sadar penuh pada keadaan sekitarnya.

Rupanya praktek seperti ini sering dilakukan pula di UKS-UKS lainnya, sehingga teh manis hangat dianggap sebagai ciri khas UKS. Teh manis hangat sudah seperti jamu manjur cap Panoramix di komik-komik Asterix. Masalahnya, mengapa teh manis hangat?

Kebanyakan kasus tidak kuat mengikuti upacara terjadi karena murid tidak sarapan sebelumnya, atau sarapannya kurang. Ini menyebabkan asupan karbohidrat menjadi kurang.

Padahal karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh, di mana karbohidrat ini dalam sistem pencernaan diubah menjadi gula dan diserap oleh pembuluh darah pada usus untuk diedarkan ke seluruh tubuh, lalu gula ini digunakan sebagai bahan metabolisme dalam sel.

Upacara bendera itu aktivitas fisik. Berdiri diam di tengah sinar matahari itu tentu membutuhkan energi. Apa yang terjadi ketika kadar gula dalam darah kurang, dan melakukan aktivitas fisik? Tentu ini jadi gejala-gejala yang sering ditemui di peserta upacara yang tidak kuat: mual, pusing, gemetar, denyut jantung meningkat, bahkan pingsan/penurunan kesadaran.

Teh manis hangat mengandung gula yang mudah diserap tubuh, karena bentuknya cair dan tidak perlu dipecah-pecah lagi, sehingga bisa memberikan gula yang dibutuhkan tubuh dengan lebih cepat. Teh manis hangat lebih mudah disiapkan dan cenderung lebih murah jika dibandingkan minuman manis lainnya. Suhu hangat teh (tidak terlalu panas, namun ada rasa hangat) juga lebih tepat bagi mereka yang hipoglikemi, karena jadi terasa enak di perut. Teh manis hangat juga lebih akrab di lidah orang Indonesia.

Selain teh hangat, sebenarnya minuman manis lain bisa digunakan. Logikanya, karena yang dibutuhkan itu gulanya saja, maka seharusnya air hangat dicampur gula saja bisa diberikan untuk mengobati hipoglikemi. Namun, tentu saja mulut kita tidak akan ‘terima’ kalau cuma minum seperti itu, kan? Kasih kopi manis?

Sangat tidak disarankan karena ada risiko merusak lambung dan anak-anak sebaiknya tidak kebanyakan minum kopi. Jus buah? Sulit menyiapkan jus buah di UKS, dan juga lebih mahal. Ini rasionalisasi mengapa teh manis hangat terpilih sebagai ‘jamu manjur cap Panoramix’ di UKS.

Setelah kondisinya membaik, murid yang hipoglikemi ini segera Pak Guru suruh sarapan di kantin. Kalau keadaan spesial, ya Pak Guru traktir. Yang penting adalah bagaimana agar kebutuhan gula anak ini terpenuhi, sehingga dia bisa beraktivitas dengan baik.

Pak Guru Doel Kamdi, Guru Tanpa Sertipikat

***