Kado Kejutan di Milad KH Ma'ruf Amin

Minggu, 17 Maret 2019 | 06:56 WIB
0
487
Kado Kejutan di Milad KH Ma'ruf Amin
Milad KMA (Foto: Facebook/Abi Hasantoso)

Di tengah safari silaturrahim yang sangat padat Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin (KMA) mendapatkan banyak kejutan. Terutama di hari Senin, 11 Maret 2019 lalu Maklum, itu merupakan hari istimewa. Tepat ditanggal tersebut Ma'ruf Amin genap berusia 76 tahun.

Abah lahir di Kresek, Tangerang, 11 Maret 1943. Tepat di hari miladnya Abah KMA menghadiri acara Tabligh Akbar di Lapangan Madina, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Hadir lebih dari 15 ribu jama'ah yang memberikan kado berupa tumpeng dan sholawat Badar yang dipimpin Hadad Alwi.

"Baru kali ini milad saya dirayakan ribuan orang di lapangan. Ini sangat spesial. Saya berulang tahun di Mandailing dan dijadikan warga kehormatan dengan dipakaikan ulos. Ini momen paling berkesan. Doakan saya bisa memimpin Indonesia maju bersama Bapak Joko Widodo," kata Abah KMA dalam tausiah kebangsaannya.

Milad Abah KMA memang sangat spesial kali ini. Jutaan ucapan dan doa datang dari para ulama, kiai, ustadz, pejabat, politisi, bahkan dari pemimpin umat beragama. Bahkan, di rumah beliau di Situbondo 12, Menteng, Jakarta Pusat, sudah bertebaran kartu ucapan, karangan bunga, dan juga masyarakat yang hadir untuk menyampaikan ucapan doa dan selamat. Tak ketinggalan para santrinya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Siang tadi, Abah KMA meluangkan waktu untuk menerima dan memotong kue ulang tahun yang dikirimkan. Berdoa bersama dan tentu saja ada sejumlah kado menarik yang diberikan sebagai kejutan. Salah satu yang membuatnya terkesima dan begitu berkesan adalah karikatur dirinya yang sedang juggling bola yang diberikan RUMAH JAMA'AH (Relawan Utama Amanah Joko Widodo Ma'ruf Amin Berkah). Abah KMA sampai terkesima saat membuka tirai figura yang identik dengan dirinya saat masih muda.

"Wah, ini hadiah yang paling unik. Mengingatkan saya saat masih muda. Membuat saya semakin berenergi untuk melanjutkan perjuangan memenangkan kontestasi Pilpres bersama Pak Jokowi. Ini saya benar. Terima kasih, alhamdulillah. Sepakbola adalah kegemaran saya," kata Abah KMA yang dengan senang hati langsung membubuhkan tanda tangan di karikaturnya didampingi istri tercinta Ibu Nyai Wury Estu Handayani, Anak sulungnya Siti Ma'rifah serta menantunya M. Muhammad Syahid.

KH. Ma'ruf Amin tidak hanya dikenal sebagai ulama ahli fiqh dan ekonomi Islam. Tapi, juga penggemar olahraga. Utamanya, sepakbola. 

Sejak remaja, Ma'ruf Amin sudah mengakrabi sepakbola disela menimba ilmu di Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, Cilegon, Banten. Hobinya makin tersalurkan saat melanjukan pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Ma'ruf Amin dikenal sebagai "Striker Tebu Ireng".

Seringkali Ma’ruf Amin ikut dalam pertandingan antar santri. Permainan bakal seru saat bertemu rivalnya, Gus Shohib Bisri putra Kiai Bisri Syansuri, pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang. Hobinya juga terbawa saat libur dari pesantren. Ma’ruf Amin selalu mengajak kawan-kawan bertandang ke kampung atau desa lain untuk adu kelihaian menggiring bola. Tarkam bahasa bolanya.

"Sepakbola bukan cuma kegemaran saya. Tapi, banyak filosofi hidup yang saya pelajari. Bagaimana bekerja sama. Adu strategi, meraih kemenangan dengan cara yang sportif dan fairplay. Filosofi itu juga saya bawa dalam kontestasi Pilpres. Mari bertanding, tapi sportivitas dan fair play harus dijaga," kata Abah KMA.

Kini, di tengah kesibukannya, Abah KMA juga masih sering menonton sepakbola. Bahkan, saat timnas U-22 juara Piala AFF, Abah membatalkan semua agendanya untuk menggelar nonton bareng dan memberikan dukungan. "Ke depan sepak bola kita harus maju. Bagus pembinaannya, profesional kompetisinya, dan banyak prestasinya. Itu harapan kita semua," kata Abah KMA.

Abah juga sangat piawai dalam mengulas bola. Di waktu senggang dia kadang mengajak diskusi tentang sepakbola. Pele, Franz Beckenbauer, Johan Cruyff, Diego Maradona, trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten adalah pemain kesukaannya. Abah KMA juga sangat lihai mengulas perjalanan sepakbola Indonesia. Mulai dari Wiel Coerver, Ivan Toplak, Antony Polosin, sampai era Luis Milla.

Dari zaman Mauli Saelan, Ramang, Ronny Pattinasarany, Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris, Zulkarnaen Lubis, Ferryl Raymond Hattu, Rully Neere, Herry Kiswanto, Ricky Yakobi, Bambang Nurdiansyah, Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, Firman Utina, Evan Dimas sampai era Egy Maulana Vikri.

Bulutangkis juga piawai diulas mulai era Ferry Sounevill, Tan Joe Hok, Rudi Hartono, Minarsih, Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Ardi Wiranata, Harianto Arbi, Taufiq Hidayat, sampai era duo minion. "Saya juga suka tinju dan tenis. Tapi, sepakbola adalah kegemaran utama. Makanya, senang sekali saya dihadiahi karikatur swdang juggling bola. Subhanallah," Abah mengungkapkan.

KH. Irfan Zidny selaku pimpiman Rumah Jama'ah yang menginisiasi hadiah tersebut berharap kelak Abah bisa total football dalam memimpin Indonesia. "Kita doakan bersama Abah KMA memenangkan Pilpres bersama Pak Jokowi. Membawa kita hijrah menuju Indonesia Maju, Indonesia Hebat," kata Irfan Zidny.

***