Akan lebih baik jika cara penyemprotan itu diganti dengan membuat dan mendistribusikan set cuci tangan ke tempat-tempat keramaian yang strategis dan atau membagi-bagikan masker.
Mohon maaf, sebelumnya mohon izin memperkenalkan diri sedikit. Sepanjang tahun 2020 sebagai seseorang yang berlatar pendidikan Biologi-Mikrobiologi, saya intens sekali mempelajari karakter Biologi virus SARS-CoV-2.
Sempat memperoleh sertifikat pengenalan dasar pandemi Covid-19 dari WHO, London School of Hygiene & Tropical Medicine, dan dari LIPI. Dan sampai sekarang, saya masih mengikuti perkembangannya.
Dengan demikian saya cukup mengenali mekanisme penyebaran dan cara pencegahannya dengan baik. Alhamdulillah.
Mengingat pengetahuan masyarakat umum tentang pandemi masih sangat minim, cukup bisa dimaklumi jika di awal-awal terjadinya pandemi pada tahun 2020 banyak orang-orang baik yang berusaha mencegah penyebaran virus dengan cara menyemprotkan desinfektan ke tempat-tempat umum seperti jalan raya, perumahan, dan tempat-tempat ibadah, walaupun akhirnya diketahui bahwa cara tersebut sebenarnya tidak efektif, memboroskan waktu, dana dan tenaga yang terbatas.
Bahkan berpotensi membahayakan kesehatan orang-orang yang tidak sengaja menghirup kabut desinfektannya yang mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksik.
Saya sendiri pernah menjadi sukarelawan membantu Human Initiative sebagai formulator desinfektan dan mengawasi pengaplikasiannya di suatu tempat ibadah di kota Medan.
Ketika kemarin saya membaca berita PMI Kota Bekasi yang bekerjasama dengan BPBD Kota Bekasi dan TNI AU melakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh di wilayah Kota Bekasi, saya agak terkejut mengapa cara itu masih dilakukan.
Sungguh, saya benaran sangat menghargai niat baik mereka.
Namun alangkah baiknya jika dilakukan dengan cara-cara yang sudah banyak dibuktikan secara ilmiah efektif dalam mencegah penyebaran virus penyebab penyakit Covid-19, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan dan menghindari keramaian khususnya di ruang-ruang yang tertutup.
Sekedar saran, akan lebih baik jika cara penyemprotan itu diganti dengan membuat dan mendistribusikan set cuci tangan ke tempat-tempat keramaian yang strategis dan atau membagi-bagikan masker.
[- Rahmad Agus Koto -]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews