Tentu saja ini penemuan genius, yang jika benar bisa sangat sangkil dan mangkus melakukan penanggulangan dan pencegahan coronavirus. Tentu perlu test atau uji coba.
Tulisan Dahlan Iskan, dalam kolom ‘disway’ (21/4/20), soal Ahmad Alghozi, tak dengan segera saya percaya kebenarannya. Karena sebelumnya, dalam kasus coronavirus pertama di Indonesia, DI telah meruntuhkan kredibilitasnya. Adalah biasa jika reputasi jatuh (dalam dunia komunikasi dan informasi), kepercayaan tak mudah diraih kembali.
Melalui tulisan DI, saya kemudian harus menelusuri sosok Ahmad Ghozi, hingga menemukan beberapa data pribadi, dan unggahan berita mengenainya dari laman Pemerintah Provinsi Bangka Belitung.
Memang benar Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, akan menggunakan aplikasi seluler untuk memantau mereka yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP), terkait pencegahan Covid-19.
Pihak Pemprov Bangka Belitung akan bekerjasama dengan Tim IT Rumahan Indonesia untuk menerapkan aplikasi tersebut guna membantu kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Founder IT Rumahawan Indonesia, Ahmad Alghozi mengatakan pihaknya akan mendukung penuh Pemprov Babel dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Menurut Alghozi, saya kutip dari laman Pemprov Babel, aplikasi tersebut mampu melakukan penelusuran (tracing), pelacakan (tracking) dan pengurungan (fencing) terhadap ODP di Babel secara real time selama 14 hari.
Selain itu, jelas Al Ghozi, aplikasi tersebut mampu menampilkan history aktivitas ODP walaupun handphone ODP dalam keadaan offline.
Akan tetapi ODP akan diingatkan tegas untuk tidak mematikan telepon selularnya selama 14 hari sejak terdata. “Aplikasi berbasis mobile, android dengan fitur #LiveLoveTracking merupakan real time Penelusuran (Tracing), Pelacakan (Tracking), dan pengurungan (Fencing) orang yang masuk Babel,” ungkapnya dalam video conference dengan Gubernur Bangka Belitung, Jumat (03/04/20).
Alghozi memastikan ODP akan terpantau keberadaannya selama 14 hari, sehingga petugas dapat memastikan ODP tidak keluar rumah atau bepergian jauh. Itu artinya, ODP benar-benar menjalankan protokol karantina yang sudah ditetapkan pemerintah. Apabila ODP keluar rumah, maka aplikasi akan memberikan tanda (alert) kepada petugas. Jika ODP keluar lebih dari 50 meter dari rumah, petugas dapat segera mendatangi posisi ODP.
Canggih banget. Tentu saja ini penemuan genius, yang jika benar bisa sangat sangkil dan mangkus melakukan penanggulangan dan pencegahan coronavirus. Tentu perlu test atau uji coba. Dan kalau misalnya benar, kagak ngibul, Jokowi tak perlu buru-buru menjadikan sebagai stafsus. Lakukan dalam konteks bisnis biasa. Jokowi, punya otoritas itu.
Sekali lagi, jika sekiranya produk Ahmad Alghozi itu bener-bener canggih. Karena kalau melihat berita lengkapnya, membandingkan dengan tulisan DI, perbedaannya dalam framing dan sudut pandang yang dibangun. Setidaknya, tak sedramatik tulisan DI. Jangan nyemplungin anak muda dalam kepentingan politik dan ekonomi praktis mulu.
@sunardianwirodono
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews