Kultum Tarawih [6]: Hikmah Pandemi COVID-19

Ini demi keselamatan kita semua. Semoga Idulfitri nanti menjadi kemenangan kita atas hawa nafsu dan pandemi COVID-19, insya Allah kita bisa jika kita benar-benar menahan diri.

Jumat, 1 Mei 2020 | 05:41 WIB
0
200
Kultum Tarawih [6]: Hikmah Pandemi COVID-19
Hikmah corona (Foto: sinarharian.com)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini pun Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kita kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Ramadan. Semoga Allah berikan pada kita kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadan ini, dan berjumpa lagi di tahun-tahun berikutnya. Tak lupa marilah kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, dan moga-mogalah kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan syafaat beliau di yaumul qiyamah kelak, aamiin ya rabbal alamin.

Setahun yang lalu, pernahkah kita mengira bahwa kita akan menjalani ibadah puasa dan salat tarawih di rumah saja? Setahun yang lalu, pernahkah kita mengira bahwa wacana-wacana buka puasa bersama itu, akhirnya tahun ini menjadi benar-benar tak terlaksana?

Setahun yang lalu, pernahkah kita mengira bahwa aktivitas mudik, yang menjadi rutinitas kita setiap tahun, tidak akan bisa kita laksanakan? Setahun yang lalu, pernahkah kita mengira bahwa kita akan berjumpa dengan Ramadan seolah-olah dalam keadaan perang, hanya saja kali ini perangnya melawan sesuatu yang tidak terlihat secara kasat mata?

Kenyataaannya, kini kita sudah empat hari menghadapi situasi seperti ini. Sudah empat hari di bulan puasa ini kita berpuasa dalam keadaan kita menghadapi pandemi COVID-19. Sampai kapan? Entah, kita belum tahu karena sejauh ini kita belum melihat tanda-tanda berakhirnya pandemi ini. Bahkan, masih banyak hal-hal terkait virus penyebab COVID-19, yaitu SARS-CoV 2, yang kita baru tahu sekarang, yang mana ini tentu akan menimbulkan berbagai kemungkinan baru.

Namun, apakah situasi ini selalu buruk? Saya sering berkata, diambil hikmahnya saja. Nyatanya banyak sekali hikmah di balik berpuasa dalam keadaan pandemi COVID-19 ini.

Hikmah-hikmah yang bisa kita pelajari dari pandemi COVID-19, sebagian besar sudah saya kemukakan dalam Kultum Tarawih 1-4 sebelum ini. Di antaranya kita berpuasa dengan berbagai privilege dan kemudahan, kita belajar bahwa beragama itu mudah dan memudahkan, kita belajar untuk mendahulukan menghindari mudharat daripada meraih maslahat, kita belajar juga bahwa mengimami salat tidak semudah yang dibayangkan. Namun, ada hikmah yang lebih penting lagi mengenai ini.

Puasa sejatinya adalah shaum, shiyam. Artinya adalah menahan diri. Secara istilah agama puasa adalah menahan diri dari segala hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar (subuh) hingga terbenam matahari (maghrib). Puasa kali ini, selain hal-hal tersebut, kita juga belajar menahan diri dari berbagai hal.

Kita menahan diri dari keinginan kita berkumpul-kumpul, beraktivitas di luar rumah, demi menyelamatkan diri kita, keluarga kita, dan masyarakat dari bahaya COVID-19. Kita menahan diri dari keinginan kita melaksanakan ibadah berjamaah di masjid, supaya kyai-kyai kita tetap sehat dari ancaman SARS-CoV 2. Kita menahan diri dari ego kita, menaati anjuran ulil amri agar kita semua bisa melewati pandemi ini.

Mari kita benar-benar bershiyam, menahan diri. Baik kita menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, dan juga menahan diri dari ego dan keinginan kita yang dapat membahayakan masyarakat banyak. Ini demi keselamatan kita semua. Semoga Idulfitri nanti menjadi kemenangan kita atas hawa nafsu dan pandemi COVID-19, insya Allah kita bisa jika kita benar-benar menahan diri.

Wallahu a’lam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***