Mati Itu Bisa Dihindari

Kita wajib iradat dahulu sebelum menunggu qodrat. Kita harus berusaha mempertahankan hidup secara maksimal sebelum tawakal.

Minggu, 22 Maret 2020 | 06:52 WIB
0
388
Mati Itu Bisa Dihindari
Peti mati untuk korban corona di Italia (Foto: hetanews.com)

Nyesek, nangis, dan ingin rasanya menumpahkan rasa duka yang sangat teramat mendalam setelah menyaksikan video Masjid Suci Nabawi di Madinah Al Munawwaroh. Di masjid agung yang sedemikian luas dan megahnya tak ada seorang pun jamaah di sana.

Suasana mencekam juga terlihat di Masjid Suci Quba, masjid pertama yang dibangun Rasulullah saw. Tak ada satu pun jamaah yang terlihat karena pemerintah menutup masjid itu.

Ya Allah....

Begitu sunyi sepi tiada penghuni di masjid agung dambaan bermiliar manusia. Di masjid yang di dalamnya terdapat makam manusia suci, Baginda Nabi Muhammad saw.
Pintu masuk masjid digembok...!!!

Tiada seorang pun boleh masuk kecuali petugas. Bahkan keluarga kerajaan sekali pun. Praktis hanya burung-burung merpati yang terlihat mencari makanan.

Corona telah merasuk ke jantung-jantung pusat peribadatan. Tempat-tempat suci itu telah digunakan untuk bersembunyi. Dan hanya ada satu jalan yang bisa ditempuh, yakni mensterilkan semua bangunan dari segala kemungkinan.

Baca Juga: Sejarah Berulang

Para ulama berfatwa, tangguhkan untuk sholat berjamaah di masjid sementara waktu. Satu jamaah yang membawa virus Corona bisa menyebarkan virus itu ke ratusan, bahkan ribuan jamaah lainnya.

Para umara menghimbau, jaga jarak dengan semua orang tanpa kecuali. Tinggallah di rumah saja. Jangan pergi kemana-mana karena bisa jadi Anda terkena Corona tanpa Anda sadari. Karena makhluk ini masuk ke tubuh tanpa permisi dan tanpa pilih kasih.

Para dokter memberikan saran, cucilah tangan sesering mungkin. Virus Corona menular lewat kontak langsung pada benda yang pernah dipegang. Semakin sering Anda memegang barang maka semakin sering pula Anda mencuci tangan.

Hari ini kita dikejutkan oleh berita, bahwa ada 600 orang mati sekaligus dalam sehari di Italia. Jenazah-jenazah itu diangkut dengan puluhan truk militer dengan pakaian khusus. Tidak ada satu pun orang yang boleh mendekati truk itu. Hanya tenaga khusus yang diizinkan untuk menguburkannya.

Tahukah Anda, apa yang menyebabkan ribuan orang di Italia mati dalam hitungan hari. Jawabannya cuma satu : NGEYEL alias MEMBANGKANG atas perintah pemerintah dan tenaga medis.

Para dokter dan perawat sudah angkat tangan atas nekatnya masyarakat berkumpul. Di situasi kerumunan itu, siapa yang tahu jika ternyata ada orang yang membawa virus Corona. Akibatnya fatal. Rumah sakit tak lagi mampu menampung pasien. Akhirnya, jalan satu-satunya pun diambil, yakni hanya pasien yang produktif yang ditangani. Lainnya, kematiannya diikhlaskan.

Memperhatikan itu, apakah kita baru mau menaati himbauan ulama, pemerintah, dan dokter setelah ada kejadian? Jangan. Sekali lagi jangan pernah berharap korban berjatuhan. Cukup di luar negeri saja itu terjadi. Di sini, kematian massal itu bisa dihindari. Namun, ada syaratnya.

Syaratnya CUMA SATU. Jangan sekali-kali Anda merasa lebih ulama daripada ulama beneran. Jangan pernah Anda merasa lebih pintar dari dokter daripada dokter beneran. Dan jangan pernah sekalipun membangkang perintah pemerintah.

Kematian memang bisa datang kapan saja, terserah Tuhan. Namun, kematian itu bisa dihindari jika kita peduli dengan nasib kita sendiri.

Kita wajib iradat dahulu sebelum menunggu qodrat. Kita harus berusaha mempertahankan hidup secara maksimal sebelum tawakal. Jika kita mau belajar dari kesalahan fatal rakyat Italia, insya Allah terhindar dari kematian massal.

***