Moral Bejat 3 Oknum Guru terhadap 3 Murid Mereka

Menurut penuturan salah satu oknum guru dengan inisial OM, benih-benih cinta tersebut muncul setelah muridnya tersebut sering curhat lewat aplikasi percakapan Whatsapp.

Selasa, 25 Juni 2019 | 06:53 WIB
0
351
Moral Bejat 3 Oknum Guru terhadap 3 Murid Mereka
Ilustrasi (Foto: Terkini.id)

Dalam bahasa Jawa ada istilah atau akronim: "guru digugu lan (dan) ditiru." Kurang lebih maksudnya, segala ucapan atau tindak tanduk atau perilaku seorang guru-wajib dipercaya-dan dijadikan contoh atau panutan oleh para muridnya. Kerena sejatinya seorang guru bisa menjadi tauladan dan membuka wawasan atau cakrawala dan inspirasi bagi siswa atau murid.

Tetapi guru yang ini tidak bisa atau wajib "digugu dan ditiru" oleh siapapun termasuk oleh muridnya. Justru perilaku tidak terpuji ini malah merusak citra seorang guru.

Ada tiga oknum  guru SMP di Serang, Banten dengan inisial OM, DA dan AS main "kuda-kudaan" atau hubungan badan dengan ketiga murid atau siswi tersebut di ruang laboratoriun komputer di sekolah. Permainan kuda-kudaan itu sudah sering dilakukan antara guru dan murid tersebut. Kadang dilakukan di ruang sekolah-kadang dilakukan di semak-semak belakang sekolah.

Bahkan ketiga guru dan ketiga murid tersebut pernah main kuda-kudaan dalam ruangan lab komputer. Benar-benar edyaaan!

Akibat permainan kuda-kudaan ada salah satu siswi yang terlambat bulan alias hamil. Dari sinilah perilaku tiga guru tersebut terbongkar. Karena orang tua siswi tersebut melaporkan ke kantor polisi.

Bagi seorang wanita yang belum menikah dan sering main kuda-kudaan, terlambat bulan adalah sesuatu yang penuh harap-harap cemas.Karena, jangan-jangan pertanda hamil. Tapi bagi wanita yang habis menikah, terlambat bulan adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu karena sebagai tanda kehamilan  dan kabar yang menggembirakan.

Kembali ke tiga oknum guru bejat itu...

Padahal ketiga guru tersebut sudah berkeluarga dan masing-masing mempunyai dua anak. Masih saja cari daun muda. Dikiranya lalapan apa? Inilah yang namanya "kucing garong". Di rumah seorang suami pendiam dan tidak neko-neko, tetapi di laur rumah seperti seorang lajang atau perjaka yang suka icip-icip.

Permainan kuda-kudaan tersebut tidak ada unsur paksaan atau pemerkosaan artinya dilakukan atas suka sama suka. Jadi antara tiga oknum guru dan murid tersebut memang dilandasi cinta dan nafsu yang membara. Laki-laki atau suami mana yang tahan melihat segitiga sama kaki dengan simbol iluminati?

Menurut penuturan salah satu oknum guru dengan inisial OM, benih-benih cinta tersebut muncul setelah muridnya tersebut sering curhat lewat WA atau Whatsapp. Malah menurut pengakuannya, muridnya-lah yang sering ngajak ngobrol atau curhat lewat WA. Rupanya sama sang guru, celah sering curhat itu dimanfaatkan.

Dan anak-anak sekarang lebih cepat akhil balig dibanding dengan 20 tahun yang lalu.

Waspadalah! Jangan sampai masa depan anak hancur berantakan akibat salah dalam pergaulan.

***