Sekolah yang Sangat Keterlaluan

Jelas-jelas anak membawa nama harum sekolah, daerah, dan bangsanya, mengapa justru prestasinya tidak dihargai?

Sabtu, 4 Januari 2020 | 09:59 WIB
0
306
Sekolah yang Sangat Keterlaluan
Jasmine Sefia Waynie (Foto: bola.com)

Jasmine Sefia Waynie adalah salah satu pemain Timnas Putri U16. Saat harus membela negaranya, ia tentu meninggalkan sekolahnya. Akibatnya, ia tidak ikut ujian semester. Namun, apakah ia tidak berhak mendapatkan nilai?

Adalah kesalahan fatal jika sekolah tidak memberikan nilai di rapotnya. Ada tahapan yang ditinggalkan sekolah jika memiliki murid yang jadi atlet nasional. Begini....

Saat atlet tak mengikuti ujian, sekolah bisa memberikan dispensasi atau pengecualian. Caranya, si anak diminta untuk mengikuti ujian dengan dua cara.

Pertama, sekolah mengirimkan soalnya lewat email, WhatsApp, atau messenger. Lalu, si anak disuruh mengerjakan sampai batas waktu yang ditentukan. Lalu, jawabannya dikirim ke sekolahnya.

Kedua, sekolah mengirimkan soalnya ke rumah anak untuk dikerjakan di rumah. Boleh ditunggui guru dan tidak. Begitu selesai dikerjakan, diserahkan ke guru untuk dikoreksi dan dinilai.

Memperhatikan informasi di atas, sepertinya sekolah melakukan kesalahan fatal, yakni mengabaikan komponen sumber nilai rapot.

Perlu diketahui, nilai rapot merupakan akumulasi dari nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tengah semester, dan nilai ujian semester. Jadi, meskipun anak tidak ikut ujian semester, mestinya rapotnya tidak kosong atau nilai 0. Anak tetap mendapatkan nilai akumulasi dari 3 nilai.

Maka, saya sarankan agar pimpinan sekolah membina guru sesuai tugas dan kewenangannya. Hak anak harus diberikan tanpa ada kecuali.

Sekadar ungkapan keprihatinan, mestinya sekolah bangga punya murid yang jadi atlet nasional. Jelas-jelas anak membawa nama harum sekolah, daerah, dan bangsanya, mengapa justru prestasinya tidak dihargai?

***