Mindset para anak muda yang seharusnya menjadi calon-calon ahli pertanian, bukan dibentuk agar mencintai tanah airnya, memajukan pertanian, bukan hanya sebagai ketahanan pangan negara.
Sebanyak 65% petani kita usianya di atas 45 tahun. Dalam 10 tahun, ketika mereka sudah tak mampu produktif turun ladang lagi, yang 35% sisanya belum tentu bertahan semuanya.
Bagaimana regenerasi akan berjalan, ketika meski setiap tahun kampus macam IPB mencetak lulusan baru, malah sejak mahasiswa diajarinya membuat bom, kegiatan radikalisme dan semacamnya.
Mindset para anak muda yang seharusnya menjadi calon-calon ahli pertanian, bukan dibentuk agar mencintai tanah airnya, memajukan pertanian, bukan hanya sebagai ketahanan pangan negara, namun juga sebagai industri yang memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Justru diracuni untuk membuat makar dan melawan program-program pemerintah.
Para dosen bukannya mendorong para mahasiswa teknik pertanian agar berinovasi membuat alat pertanian tepat guna, yang lebih produktif dan efisien, sehingga setidaknya menyelesaikan persoalan tenaga pertanian yang makin minim, malah sibuk merakit bom.
Dan jikapun tidak demikian para lulusan lebih mengejar karir menjadi ASN atau di perusahaan Swasta dan BUMN. Sedari bangku kuliah tidak dibentuk mindset untuk turun ke ladang...
Lalu kalian masih teriak imprat improt dan rejim jolim?
Mari bicara menggunakan data!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews