Wahai, Mas Menteri...

Saya yakin Anda paham betul hal ini, wahai Mas Mentri, karena Anda telah menikmati pendidikan yang berlandaskan buku.

Jumat, 22 November 2019 | 06:37 WIB
0
430
Wahai, Mas Menteri...
Nadiem Makarim (Foto: tempo.co)

Wahai Mas Menteri, tolong baca dan pahami artikel yang ditulis oleh Ahmad Rizali ini. It is short and concise. Anda harus benar-benar serius memperbaiki mutu pendidikan dasar, utamanya pada kemampuan dasar siswa untuk membaca, matematika dan sains.

Jika mayoritas siswa SD bisa membaca tapi tidak paham pada apa yang dibacanya itu artinya siswa sangat kurang mendapatkan materi bacaan yang memperkuat pemahamannya tentang arti atau makna dari kata dan kalimat yang dibacanya.

Kita tidak bicara tentang kemampuan membaca huruf Hijaiyah, di mana siswa madrasah biasanya sangat fasih mengaji tapi tidak paham artinya karena mereka membaca bahasa Arab yang mereka tidak paham artinya. Kita berbicara tentang bahasa Indonesia yang ditulis dalam bahasa Latin yang sehari-hari kita gunakan. Alangkah ironisnya jika dalam bahasa Indonesia saja siswa kita tidak paham apa yang ia baca. 

Tidak bisa tidak, itu disebabkan karena miskinnya buku bacaan yang ada di kelas-kelas di mana anak-anak kita belajar dan itu juga disebabkan oleh miskinnya buku-buku bacaan yang dibacakan pada mereka sejak balita di rumah-rumah mereka. It's Reading Poverty. Mereka selama ini hanya terekspos dengan bahasa lisan yang juga miskin kosakata dan konteks di lingkungan mereka.

Oleh sebab itu kita harus benar-benar fokus untuk mengekspos anak-anak kita dengan buku-buku bacaan yang kaya kosakata dan makna sejak balita. Program "1,000 Books Before Kindergarten" perlu kita adopsi dan lakukan di tanah air.

Kita perlu menggelontor kelas-kelas di SD kita dengan buku-buku bacaan dan mewajibkan anak-anak kita untuk membaca sejumlah buku tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Banyak cara untuk menuju kesana dan banyak orang dan lembaga yang bisa membantu.

"Tidak ada masa depan tanpa buku," demikian kata Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, Wakil Presiden Uni Emirat Arab. UAE sendiri bahkan membuat Undang-Undang Membaca Nasional agar generasi muda mereka siap menghadapi masa depan mereka. Mereka begitu kaya raya tapi toh masih sangat peduli pada kemampuan membaca sebagai jantungnya pendidikan ini.

Saya yakin Anda paham betul hal ini, wahai Mas Mentri, karena Anda telah menikmati pendidikan yang berlandaskan buku. 

Mas Menteri, sampeyan perlu saya bantu tah? Saya gak perlu dibayar atau diberi honor kok! 

***