Somasi BPJS

Kalau biasa-biasa saja, lembaga pemerintah akan selalu dianggap lembaga yang normatif, membosankan dan kaku. Boro-boro dilirik dan mau cari tahu.

Jumat, 11 Oktober 2019 | 09:12 WIB
0
300
Somasi BPJS
BPJS (Foto: timesindonesia.co.id)

BPJS disomasi karena dianggap merendahkan dan diskriminatif terhadap ODGJ/PDM dengan menyamakan ODGJ dengan Joker, oleh Masyarakat Peduli Apalah...

IMHO. Ini yang somasi malah baperan gaje, tidak bisa/mau memahami substansi dari iklan layanan masyarakat BPJS.

Maksud dari BPJS kan hanya sosialisasi layanan BPJS yaitu ODGJ/PDM termasuk yang dicover oleh BPJS biaya pengobatannya. Jadi jangan takut untuk berobat, jangan menunggu hingga seperti Joker kondisinya.

Saya pribadi justru mengapresiasi jika BUMN dan lembaga pemerintah lainnya mulai kreatif mengikuti perkembangan jaman, sehingga selaras dengan gaya milenial, seperti beriklan menggunakan konten atau isu yang kekinian atau sedang viral di kalangan milenial.

Kalau biasa-biasa saja, lembaga pemerintah akan selalu dianggap lembaga yang normatif, membosankan dan kaku. Boro-boro dilirik dan mau cari tahu. Padahal bisa jadi pelayanannya kita butuhkan setiap hari.

Tapi kalau kekinian, akan menarik perhatian milenial, lalu dishare oleh mereka, sehingga secara tidak langsung menciptakan tenaga-tenaga marketing gratis!

Program pemerintah menjadi tersosialisasi lebih baik.

SJW ini ancen ngguamblehi. Kerjanya hanya sinis, protes sana sini, tapi sedikit menunjukkan kerja yang riil solutif.

Dan biasanya model begini aselinya cuma penghamba duyd!

Ora ono duyd ora njulid.

***
.