Tenaga medis seperti dokter dan perawat adalah garda terdepan dalam memberantas virus corona. Mereka rela berjuang demi menyembuhkan pasien. Pemerintah pun memberi perhatian pada tenaga medis agar mampu bekerja dengan aman dan tenang.
Virus corona yang menjangkiti banyak orang di Indonesia berusaha diberantas oleh dokter dan perawat. Mereka rela memakai baju APD yang gerah dan menahan rasa kurang nyaman itu selama berjam-jam. Tenaga medis dengan gagah berani melakukan kontak dengan pasien COVID-19 dan mengabaikan resiko akan tertular virus mematikan tersebut.
Pemerintah Indonesia sadar bahwa tenaga medis sangat besar jasanya dalam mengusir penyebaran virus corona. Di musim pandemi seperti ini, dokter dan perawat menjadi pahlawan bangsa dan sudah selayaknya diberi perhatian. Agar mereka aman dan makin semangat saat bekerja menolong para pasien.
Salah satu bentuk perhatian pemerintah adalah ketika ada bantuan APD kepada tenaga medis yang saat ini membutuhkan baju hazmat, masker, dan perangkat pengaman lain. APD ini didapatkan dari bantuan pemerintah RRT, yang diambil langsung oleh Menteri Prabowo Subianto. Beliau diutus presiden Joko Widodo untuk pergi ke China untuk mengambil alat kesehatan dan APD, dan langsung didistribusikan ke banyak Rumah Sakit yang jadi tempat perawatan pasien virus corona.
Selain untuk dokter dan perawat, maka para dokter gigi dan dokter spesialis THT juga menerima bantuan alat kesehatan dan juga alat perlindungan diri. Mereka yang kadang bertugas di klinik, bukan Rumah Sakit, malah beresiko tinggi terkena COVID-19. Bagaimana bisa?
Penyebabnya adalah para pasien yang datang terlihat sehat-sehat saja, namun bisa jadi pembawa virus corona. Karena dokter tersebut tentu memegang bagian tubuh pasiennya, dan menjadikan tugas itu beresiko tinggi. Orang yang terkena penyakit berbahaya ini hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan khusus di Rumah Sakit dan tidak bisa terlihat dengan diagnosa biasa. Jadi sudah sepatutnya dokter gigi dan dokter THT memakai alat perlindungan diri ketika memeriksa pasien.
Ada 7.000 alat kesehatan dan APD yang diserahkan dari pemerintah kepada dokter gigi dan dokter spesialis THT. Alat perlindungan diri itu akan segera dibagikan kepada para dokter gigi yang dan dokter THT yang berpraktek di luar Jabodetabek. Upaya ini akan mencegah penularan corona di seluruh wilayah Indonesia, sekaligus mengamankan para dokter dari serangan virus berbahaya tersebut.
Selain memberi bantuan berupa alat perlindungan diri dan alat kesehatan, maka pemerintah juga memberikan fasilitas berupa tempat menginap bagi para dokter dan tenaga medis di seputar Jakarta.
Mereka memang lebih baik tidak pulang ke rumahnya masing-masing, demi keamanan keluarganya. Para dokter dan perawat itu diberikan tempat menginap yang bersih dan layak huni, di Hotel Grand Cempaka.
Tak hanya di Jakarta, namun di Gorontalo, Jogjakarta, dan kota-kota lain, pemerintah daerah juga menyediakan tempat menginap bagi dokter dan para tenaga medis. Semua perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah memang tercurah bagi mereka, sebagai bentuk terima kasih atas kesediaan mereka mempertaruhkan nyawa dalam bertugas.
Presiden juga menginstruksikan untuk memberi intensif bagi para dokter gigi dan dokter umum yang menangani para pasien corona. Uang sebanyak 15 juta rupiah menjadi hak bagi mereka yang berusaha mengobati pasien dengan sepenuh hati. Tak hanya dokter, tapi perawat dan bidan mendapat intensif 7,5 juta rupiah. Tenaga medis lain juga berhak menerima 5 juta rupiah.
Pemerintah betul-betul memberi perhatian khusus kepada para dokter dan tenaga medis yang menangani virus corona. Intensif per bulan sebanyak jutaan rupiah diharap bisa membantu mereka yang tak lelah menolong para pasien. Mereka juga diberi APD, alat kesehatan, dan juga tempat menginap yang bagus di hotel. Berbagai upaya ini merupakan bentuk apresiasi Pemerintah terhadap tenaga medis yang tidak mengenal lelah dalam mengobati pasien Covid-19.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews