Saat Indonesia juga di landa bencana wabah Covid-19 yang dalam penanganan membutuhkan kerja keras dan kerja sama semua pihak, sangat disesalkan ancaman lain yaitu gerakan paham radikal tetap terus bergerak memanfaatkan situasi tersebut dengan berbagai dalil dan upaya terus menyebarkan paham radikalnya. Untuk itu Pemerintah diminta untuk tetap bersikap tegas terhadap ancaman serius lain, yaitu radikalisme yang tak kenal waktu dalam menyebarkan paham-paham radikalnya.
Ketua FPMSI Rusd Fikri mengatakan bahwa Alarm akan adanya gerakan radikalisme di Indonesia masih berbunyi, termasuk ketika Indonesia sedang fokus dan serius menangani persoalan lainnya seperti penyebaran wabah virus Corona yang membutuhkan kerjasama atas dasar kemanusiaan , namun tindakan intoleransi di Indonesia masih saja terjadi. Sikap intoleran tentu bisa menjadi indikator penyebaran paham radikal, hal ini berdampak pada hilangnya rasa kemanusiaan atas nama kepentingan golongan, "ungkap Rusdil.
Warganet dan masyarakat sudah sepatutnya menyampaikan lebih banyak narasi tentang toleransi atau kerukunan di media sosial dan sikap cinta kepada tanah air dengan membumikan konten-konten kedamaian, rasa nasionalisme dan patriotisme. Jangan sampai generasi muda penerus bangsa, terpapar paham radikal yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebangsaan dan kenegaraan kita," sambung Risdil.
"Berkaitan dengan hal tersebut, l Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) mengadakan kegiatan aksi posting atau penyebaran konten konten narasi positip di media sosial dengan mengajak kalangan warganet bersama masyarakat khususnya generasi muda agar melawan serta menolak paham radikalisme dan intoleransi di media sosial.
Kegiatan yang dilaksanakan ini dilakukan dengan tujuan sebagai sarana untuk memgedukasi dan meningkatkan kesadaran para pegiat medsos (blogger,vlogger, youtuber, dan konten kreator) demi terwujudnya persatuan bangsa dan terciptanya situasi nasional yang kondusif guna mendukung suksesnya program pemerintah demi Indonesia Maju" kata Rusdil dalam pernyataan rilisnya kepada media. (21/4).
Selain penyebaran konten dunia narasi positip berupa tulisan artikel, meme kreatif dan infografis serta video, kalangan Warganet juga mendeklarasikan komitmennya Melawan paham radikalisme dan gerakan intoleransi demi kemajuan bangsa. Adapun isi dari deklarasi tersebut yaitu:
Pertama, Kami Pegiat Media Sosial siap menjaga Persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila Dan Undang – Undang Dasar 1945.
Kedua, Kami Pegiat Media Sosial siap menjaga kondusivitas guna menjaga Persatuan Bangsa Demi suksesnya keberlanjutan pembangunan nasional dengan tidak menyebarkan paham Radikal dan berita Hoax, serta ujaran kebencian atas dasar SARA di lini media publik.
Ketiga, Kami Pegiat Media Sosial siap mensukseskan Program Pemerintah Melawan Gerakan Radikalisme di Indonesia dengan menyebarkan konten-konten narasi positip yang meningkatkan partisipasi dan optimisme bangsa Indonesia memajukan bangsa.
Jakarta 21 April 2020
Tertanda,
FPMSI Bersama Komunitas Warganet Jakarta.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews