Larangan Mudik Akan Ditinjau

Biaya mudik terbatas bisa diambil dari dana hasil utang 1.000 Trilyun sudah masuk secara berangsur ke kantong negara yang menjadi salah satu penyebab rupiah menguat.

Jumat, 1 Mei 2020 | 06:35 WIB
0
474
Larangan Mudik Akan Ditinjau
Larangan mudik (Foto: Kompas.com)

Sebagaimana laporan Kompas (30/4/2020), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memberikan masukan ke Kementerian Perhubungan terkait adanya aturan larangan mudik di Lebaran 2020.

Sebab, pelarangan mudik tersebut dikhawatirkan bisa berdampak terhadap kegiatan perekonomian nasional di berbagai sektor.

“Masukan tersebut pada dasarnya berupa pengaturan pengendalian transportasi pada masa pandemi Covid-19 ini agar dapat mengakomodir kebutuhan yang penting dan mendesak bagi masyarakat sehingga dapat menjaga keberlangsungan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Juru Bicara Menteri Perhubungan Adita Irawati dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/4/2020).

Saat ini Kementerian Perhubungan tengah membahas masukan tersebut bersama kementerian lembaga terkait, termasuk Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Diharapkan hasil pembahasan dapat disampaikan dalam waktu dekat dan akan menjadi turunan dari Permenhub 25/2020,” kata Adita.

Sebelumnya, kebijakan larangan mudik Lebaran dinilai bakal menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Sebab, dengan ditiadakannya mudik, peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak dapat terjadi.

Mudah-mudahan saja, revisi larangan mudik menyasar pada pola mudik terbatas, yakni mereka yang kena PHK dan UMKM yang tidak bisa berbisnis lagi diperkotaan akibat lokdon ala Indonesia.

Agar mereka bisa tidur dirumah mereka sendiri. Tidak terpaksa mengemis bansos. Tidak lagi ketakutan dan kelaparan.

Di kampung mereka bisa berkontribusi pada gerak perekonomian daerah. Apalagi sekarang ini musim panen.

Biarkan mereka tersenyum lebar terhindar dari malapetaka kota. Sambil merajut harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Kontribusi mereka akan menggerakkan perekonomian. Daya beli meningkat yang membuat para bos kaya yang boleh terbang suka cita karena saham mereka naik berkat wong cilik itu.

Kesetaraan perlakuan sangatlah diharapkan. Jika orang kaya boleh bebas bergerak terbatas. Maka wong cilik yang sangat tinggi daya juangnya mencari nafkah, juga harus mendapatkan perlakuan yang sama. Dalam hal ini, si kaya dan wong cilik bisa saling bersinergi menahan kerusakan ekonomi akibat pagebluk ini.

Biaya mudik terbatas bisa diambil dari dana hasil utang 1.000 Trilyun sudah masuk secara berangsur ke kantong negara yang menjadi salah satu penyebab rupiah menguat.

Jadi dana sudah ada, tinggal bagaimana pelaksanaannya saja.

Boleh mudik dengan syarat ketat akan menyeimbangkan upaya jaga kesehatan dan juga jaga perekonomian.

Yang juga merupakan wujud penghargaan pada para pahlawan garda depan di bangsal rumah sakit. Bahwa upaya mereka berhasil setapak demi setapak.

Jika Juli berhasil dikendalikan, maka kita akan sambut bulan Agustus dengan pekikan Indonesia Liberate. Indonesia terbebas.

Kita ingin sekali pak Jokowi yang pertama kali mengucapkan kata itu....

Yang akan menjadi legacy beliau selamanya karena tertulis dengan tinta emas pada risalah perjalanan negeri yang indah dan sangat luar biasa ini.

Karena mampu dengan cepat mengantisipasi dampak kesalahan diawal dengan terobosan-terobosan yang tepat.

***