Corona varian Omicron sudah masuk di Indonesia.Walau sudah divaksin, masyarakat tetap harus menaati protokol kesehatan agar tidak terinfeksi oleh Corona varian Omicron atau yang lainnya.
Virus Covid-19 sudah bermutasi menjadi varian-varian baru dan terakhir yang ditemukan adalah varian Omicron. Corona Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan negara-negara tetangganya. Terakhir, Corona Omicron sudah masuk di Singapura dan Malaysia.
Namun virus hasil mutasi ini ternyata sudah masuk di Indonesia, karena ditemukan 3 pekerja di Wisma Atlet yang positif Corona dan salah satunya terinfeksi Omicron. Informasi ini dinyatakan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Hal ini mengagetkan karena masyarakat takut tertular Corona Omicron.
Wisma Atlet langsung disegel dari luar dan seluruh pasien serta tenaga medis di dalamnya full dikarantina, agar virus Covid-19 varian Omicron tidak bisa tertular keluar. Wisma Atlet memang jadi tempat yang rawan penularan Corona karena menjadi Rumah Sakit darurat saat masa pandemi sekaligus tempat karantina bagi warga sipil yang habis bepergian ke luar negeri.
Presiden Jokowi berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia agar tetap menaati protokol kesehatan agar tidak terkena virus Covid-19 varian Omicron.
Presiden berpesan agar masyarakat tidak panik dan segera vaksinasi. Selain itu, beliau juga meminta rakyat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan melarang semua WNI untuk bepergian ke luar negeri, termasuk para pejabat.
Masyarakat memang tidak boleh panik karena Omicron baru ditemukan di 1 tempat dan langsung disegel, sehingga ke depannya diharap tidak ada penularan Corona jenis baru ini. Selain itu, protokol kesehatan memang harus dijagar agar tidak terkena virus Covid-19, baik varian Omicron atau yang lainnya.
Kedisplinan dalam menaati protokol kesehatan akhir-akhir ini memang agak menurun. Padahal walau sudah divaksin tidak boleh melepas masker sembarangan. Akan tetapi harus tetap taat peraturan, mengenakan masker ganda, dan menaati poin-poin lain dalam protokol kesehatan. Vaksin memang menaikkan imunitas tubuh tetapi makin disempurnakan dengan disiplin protokol kesehatan.
Penurunan ketaatan protokol kesehatan bisa jadi karena ada pelonggaran, karena hampir semua daerah berstatus PPKM level 1 (bukan level 4 seperti beberapa bulan lalu) dan tidak ada lagi zona merah. Sayangnya pelonggaran ini malah jadi bumerang karena banyak masyarakat yang menggelar pesta pernikahan besar-besaran seperti masa sebelum pandemi. Padahal aturannya hanya syukuran kecil dan maksimal tamu 50% dari kapasitas gedung.
Protokol kesehatan harus tetap ditegakkan karena Corona varian Omicron memiliki ciri-ciri yang berbeda daripada varian lainnya. Jika dulu pasien Covid merasa badannya panas dan anosmia (tidak bisa mencium aroma) tetapi ketika terinfeksi varian Omicron, tubuhnya mudah lelah dan masih bisa mengendus. Oleh karena itu seorang OTG bisa saja lalai karena diam-diam terkena Corona Omicron.
Kita tidak tahu siapa OTG yang terkena Corona Omicron di sekitar, oleh karena itu harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Selain masih taat pakai masker dan mencuci tangan, atau memakai hand sanitizer, maka harus menghindari kerumunan. Jika ada undangan pesta maka lewati saja dulu, saat masih takut apakah di tempat itu mematuhi protokol kesehatan atau tidak.
Ketika Corona Omicron sudah masuk Indonesia maka masyarakat diharap mematuhi anjuran Presiden Jokowi agar tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jangan pernah melepas masker saat di luar rumah, tetap cuci tangan dengan sabun antiseptik, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan mematuhi poin lain dalam protokol kesehatan.
Faldiaz Anggayana, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews