Apakah manusiawi ketika kita memandang latarbelakangnya baru kita mau menolong para korbannya?
Secara desain grafis, foto yang saya tautkan dalam postingan ini, keren. Respek sama yang mbuat, walaupun aku tak tau siapa yang mbuat. Tapi aku gak bermaksud membahasnya di postingan ini.
Yang menarik untuk dibahas, idenya itu. Humanity Above Religion. Kemanusiaan di atas agama. Ide yang menciptakan pro dan kontra.
Variasi pesan itu cukup banyak. Pernah disampaikan oleh berbagai tokoh dari berbagai belahan dunia. Sangat sulit melacak siapa yang pertama kali menyampaikannya. Menurutku, hal itu tidak begitu penting.
Dari satu sisi memang ada kerancuan.
Tidak tepat, tidak logis mengatakan bahwa kemanusiaan lebih penting atau berada di atas agama apapun yang kita kenal sebagai agama yang baik di dunia ini, karena kemanusiaan itu adalah bagian utama yang tak terpisahkan dari agama. Jadi, ianya bukan di atas, di bawah, atau di samping agama.
Kemanusiaan adalah ruhnya agama.
Berdasarkan pengetahuanku yang sangat terbatas, kemanusiaan adalah segala hal yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan kabaikan atau kesejahteraan hidup manusia di bumi ini. Saling menghormati. Saling tolong menolong. Saling mensejahterakan. Saling menjaga atau saling menegakkan kebenaran, keadilan dan atau kebaikan yang sifatnya universal.
Misalnya menolong seseorang yang sedang kelaparan, yang sedang mengalami kecelakaan lalu lintas, yang sedang dizalimi oleh seseorang yang menafikan kemanusiaannya seperti seseorang yang dirampok atau diperkosa.
Contoh tragedi kemanusiaan yang sedang terjadi, peperangan antara Rusia dengan Ukraina yang telah mengorbankan ribuan nyawa manusia dan korban luka-luka yang tak terhitung.
Apakah manusiawi ketika kita memandang latarbelakangnya baru kita mau menolong para korbannya? Tentu tidak, bukan?
Kita melakukannya dengan hati yang tulus, samasekali tanpa memandang apapun latarbelakangnya. Tidak memperdulikan rasnya, jenis kelaminnya, warga negaranya, sukunya dan agamanya.
Itulah inti, hakikat dari kemanusiaan.
Berdasarkan pengertian tersebut, berdasarkan konteks tersebut, ide bahwa kemanusiaan diatas agama memang masuk akal.
Dari sudut pandang yang lain, ide ini memang berpotensi menimbulkan suatu permasalahan. Mengesankan bahwa agama itu lebih rendah, agama bukanlah segala-galanya atau semua agama adalah sama.
Jadi, pengertiannya ya bergantung kepada konteks atau baiknya dikembalikan kepada pengetahuan, pengalaman dan keyakinan masing-masing.
[- Rahmad Agus Koto -]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews