Mochtar Lubis

Buku-bukun Mochtar Lubis selalu bernas, termasuk buku “Manusia Indonesia” yang kini kebenaran analisisnya semakin terbukti. Buku-bukunya juga furturistik.

Minggu, 15 Desember 2019 | 19:32 WIB
0
339
Mochtar Lubis
Mochtar Lubis (Foto: DW.com)

Saya “fans berat” Mochtar Lubis, baik sebagai wartawan, sebagai seniman, maupun sebagai budayawan. Pribadi Mochtar Lubis yang tidak mau menggadaikan sedikitpun fungsi jurnalistik, antara laib, yang mengilhami saya selama karier kewattawanan saya, tak pernah menerima amplop atau sogok!

Karya-karya jurnalistik Mochtar Lubis terang benderang, jelas, tegas dan “mengalir” memberikan “kenikmatan” bagi pembacanya, walau masalah yang ditulisnya sering soal-soal pahit dan getir. Saya beruntung sempat mewawancarai Mochtar Lubis.

Waktu saya singgung soal pers pancasila yang kala itu sedang menjadi trending topik, Mochar Lubis menjawab,”Pers pancasila yang seperti apa maksudnya? Harus jelas dulu. Jangan kalau menyenangkan hati penguasa disebut pers pancasila, sedangkan kalau mengertitik atau tidak berkenan di hati penguasa disebut pers anti pancasila!”

Buku-bukun Mochtar Lubis selalu bernas, termasuk buku “Manusia Indonesia” yang kini kebenaran analisisnya semakin terbukti. Buku-bukunya juga furturistik. Soal buku lingkungan global, contohnya, sampai kiwari bertambah relevan. Karya-karya sastranya juga tidak kalah menarik.

Maka ketika wanita sutradara Mouly Surya bakal mengangkat buku karya Mocthar Lubis “Jalan Tak Ada Ujung” atawa diterjemahan menjadi “A Road With No End” yang pertama kali diterbitkan tahun 1952, menjadi film, saya merasa sangat antusias.

Saya ingin mengetahui bagaimana jadi nya film ini. Saya percaya Mouly Surya sutradara yang handal, dan mampu mengkonversi isi buku ke layar film dengan baik. Kita tunggu bersama.

***