Buku-bukun Mochtar Lubis selalu bernas, termasuk buku “Manusia Indonesia” yang kini kebenaran analisisnya semakin terbukti. Buku-bukunya juga furturistik.
Saya “fans berat” Mochtar Lubis, baik sebagai wartawan, sebagai seniman, maupun sebagai budayawan. Pribadi Mochtar Lubis yang tidak mau menggadaikan sedikitpun fungsi jurnalistik, antara laib, yang mengilhami saya selama karier kewattawanan saya, tak pernah menerima amplop atau sogok!
Karya-karya jurnalistik Mochtar Lubis terang benderang, jelas, tegas dan “mengalir” memberikan “kenikmatan” bagi pembacanya, walau masalah yang ditulisnya sering soal-soal pahit dan getir. Saya beruntung sempat mewawancarai Mochtar Lubis.
Waktu saya singgung soal pers pancasila yang kala itu sedang menjadi trending topik, Mochar Lubis menjawab,”Pers pancasila yang seperti apa maksudnya? Harus jelas dulu. Jangan kalau menyenangkan hati penguasa disebut pers pancasila, sedangkan kalau mengertitik atau tidak berkenan di hati penguasa disebut pers anti pancasila!”
Buku-bukun Mochtar Lubis selalu bernas, termasuk buku “Manusia Indonesia” yang kini kebenaran analisisnya semakin terbukti. Buku-bukunya juga furturistik. Soal buku lingkungan global, contohnya, sampai kiwari bertambah relevan. Karya-karya sastranya juga tidak kalah menarik.
Maka ketika wanita sutradara Mouly Surya bakal mengangkat buku karya Mocthar Lubis “Jalan Tak Ada Ujung” atawa diterjemahan menjadi “A Road With No End” yang pertama kali diterbitkan tahun 1952, menjadi film, saya merasa sangat antusias.Saya ingin mengetahui bagaimana jadi nya film ini. Saya percaya Mouly Surya sutradara yang handal, dan mampu mengkonversi isi buku ke layar film dengan baik. Kita tunggu bersama.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews