Menyerang Panggung Dungu, Namun Diam-Diam Jadi Penikmat

Jumat, 1 Februari 2019 | 08:41 WIB
0
454
Menyerang Panggung Dungu, Namun Diam-Diam Jadi Penikmat
Ilustrasi (Foto: Bengkulu Interaktif)

Istilah "Dungu" sedang ngetop. Tapi, banyak orang tidak mau dikatakan "Dungu". Walau kata itu sedang ngetop.

Istilah "Cerdas" juga ngetop. Dan banyak orang yang senang dikatakan "Cerdas", karena bangga menjadi bagian dari ngetop.

Kata "Dungu" dan "Cerdas" sama-sama berada di atas panggung, namun panggungnya berbeda tempat. Banyak orang lebih suka memilih pergi ke panggung "Cerdas". Namun itu bukan berarti panggung "Dungu" sepi.

Mereka berbondong-bondong dengan keriuhannya pergi ke panggung "Cerdas", namun kemudian secara diam-diam memilih berada lebih lama di panggung "Dungu".

Mereka pergi ke panggung Dungu setelah isi absen dan setor muka sejenak di panggung Cerdas. Mereka bahkan tidak pernah mau titip absen saat ke panggung Cerdas, namun juga tak pernah mau mengisi absen di panggung Dungu. Padahal, di panggung Dungu inilah mereka lebih lama menghabiskan waktunya, dan melupakan kartu absen Cerdas-nya.

Pertentangan dan keriuhan kemudian muncul ketika ada pihak yang mempertanyakan keberadaan para pemilik kartu absensi Cerdas, yang bersikukuh sebagai bukan Dungu. Mereka menolak dikatakan Dungu karena tidak pernah merasa mengisi absen di panggung Dungu.

Pertentangan dan keriuhan semakin memuncak, membentuk panggung tersendiri. Panggung yang sengaja diatur mendekati panggung Cerdas, namun suasananya serasa di panggung Dungu.

Para pemilik kartu cerdas berada di panggung itu dengan cara menyerang untuk membela diri. Mereka tampil gagah. Berambisi menjadi pemenang dan pahlawan bagi banyak orang. Mereka berkelahi dengan dirinya sendiri namun merasa sedang menghajar Dungu.

Tepuk tangan dan sorak membahana menaikkan adrenalin dan nyali para pemilik absensi Cerdas. Dipukulnya sebuah sosok di depannya yang diyakini sebagai si Dungu. Tapi herannya sosok itu tidak pernah mengelak, namun juga tak pernah jatuh.

Selama si pemlik kartu absen Cerdas itu masih berdiri, maka sosok si Dungu itu juga tetap berada tegak di panggung tarung. Sebaliknya, ketika si pemilik arti absen Cerdas itu diam, dan turun dari panggung Cerdas, maka sosok Dungu itu juga tidak ada di panggung tarung.

Ternyata, sosok si Dungu itu adalah bayangan si Pemilik kartu absensi Cerdas ketika berada di panggung tarung tadi. 

Asyiknya, panggung tarung itu jadi tontonan menghibur bagi orang-orang yang tak memiliki kartu absensi Cerdas dan tak pernah pusing dirinya pernah berada di sekitar panggung Dungu.

Bagi mereka, hidup itu simpel. Tak perlu punya kartu absensi.

***