Istilah "Dungu" sedang ngetop. Tapi, banyak orang tidak mau dikatakan "Dungu". Walau kata itu sedang ngetop.
Istilah "Cerdas" juga ngetop. Dan banyak orang yang senang dikatakan "Cerdas", karena bangga menjadi bagian dari ngetop.
Kata "Dungu" dan "Cerdas" sama-sama berada di atas panggung, namun panggungnya berbeda tempat. Banyak orang lebih suka memilih pergi ke panggung "Cerdas". Namun itu bukan berarti panggung "Dungu" sepi.
Mereka berbondong-bondong dengan keriuhannya pergi ke panggung "Cerdas", namun kemudian secara diam-diam memilih berada lebih lama di panggung "Dungu".
Mereka pergi ke panggung Dungu setelah isi absen dan setor muka sejenak di panggung Cerdas. Mereka bahkan tidak pernah mau titip absen saat ke panggung Cerdas, namun juga tak pernah mau mengisi absen di panggung Dungu. Padahal, di panggung Dungu inilah mereka lebih lama menghabiskan waktunya, dan melupakan kartu absen Cerdas-nya.
Pertentangan dan keriuhan kemudian muncul ketika ada pihak yang mempertanyakan keberadaan para pemilik kartu absensi Cerdas, yang bersikukuh sebagai bukan Dungu. Mereka menolak dikatakan Dungu karena tidak pernah merasa mengisi absen di panggung Dungu.
Pertentangan dan keriuhan semakin memuncak, membentuk panggung tersendiri. Panggung yang sengaja diatur mendekati panggung Cerdas, namun suasananya serasa di panggung Dungu.
Para pemilik kartu cerdas berada di panggung itu dengan cara menyerang untuk membela diri. Mereka tampil gagah. Berambisi menjadi pemenang dan pahlawan bagi banyak orang. Mereka berkelahi dengan dirinya sendiri namun merasa sedang menghajar Dungu.
Tepuk tangan dan sorak membahana menaikkan adrenalin dan nyali para pemilik absensi Cerdas. Dipukulnya sebuah sosok di depannya yang diyakini sebagai si Dungu. Tapi herannya sosok itu tidak pernah mengelak, namun juga tak pernah jatuh.
Selama si pemlik kartu absen Cerdas itu masih berdiri, maka sosok si Dungu itu juga tetap berada tegak di panggung tarung. Sebaliknya, ketika si pemilik arti absen Cerdas itu diam, dan turun dari panggung Cerdas, maka sosok Dungu itu juga tidak ada di panggung tarung.
Ternyata, sosok si Dungu itu adalah bayangan si Pemilik kartu absensi Cerdas ketika berada di panggung tarung tadi.
Asyiknya, panggung tarung itu jadi tontonan menghibur bagi orang-orang yang tak memiliki kartu absensi Cerdas dan tak pernah pusing dirinya pernah berada di sekitar panggung Dungu.
Bagi mereka, hidup itu simpel. Tak perlu punya kartu absensi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews