Di balik setiap terbitan jurnal ilmiah kampus, tersimpan perjuangan panjang yang tak selalu terlihat. Mereka bukan sekadar penulis atau editor, melainkan pejuang literasi akademik yang menyalakan api intelektual di tengah keterbatasan. Mereka adalah para dosen, mahasiswa, dan tim redaksi yang mengabdikan waktu, tenaga, dan pikiran demi menjaga marwah keilmuan di lingkungan perguruan tinggi.
Menjadi pejuang jurnal kampus bukan perkara mudah. Dalam diam, mereka bergulat dengan tenggat waktu, memeriksa naskah yang belum sempurna, memperbaiki sitasi, hingga menyesuaikan format sesuai pedoman OJS. Tak jarang, mereka harus bekerja hingga larut malam, berhadapan dengan sistem yang rumit, atau menghadapi minimnya dukungan. Namun, di balik semua itu, tersimpan semangat besar: membangun budaya menulis dan meneliti yang berintegritas.
Setiap edisi jurnal bukan sekadar kumpulan artikel, melainkan hasil gotong royong akademik yang menumbuhkan tradisi berpikir kritis di kampus. Di sinilah makna perjuangan itu menemukan bentuknya—ketika tulisan-tulisan ilmiah menjadi ruang refleksi, inovasi, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Pejuang jurnal kampus memahami bahwa publikasi bukan soal angka semata, tetapi tentang mewariskan ilmu pengetahuan. Mereka berjuang agar setiap penelitian tidak berhenti di meja seminar, tetapi hidup dalam lembar-lembar ilmiah yang dapat dibaca oleh dunia. Karena itu, semangat mereka bukan untuk popularitas, melainkan untuk keberlanjutan peradaban akademik.
Dalam sunyi ruang redaksi dan sibuknya agenda akademik, para pejuang jurnal kampus terus menulis sejarahnya sendiri. Mereka menunjukkan bahwa kemajuan perguruan tinggi bukan hanya diukur dari megahnya gedung atau banyaknya mahasiswa, tetapi dari kuatnya tradisi ilmiah yang dibangun dengan dedikasi dan keikhlasan.
Maka, hormat setinggi-tingginya bagi para Pejuang Jurnal Kampus—yang terus menyalakan lentera ilmu, menjaga kualitas, dan menegakkan nilai-nilai akademik di tengah arus pragmatisme zaman.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews