Jika pemimpinnya sudah berada di rel yang benar, maka mereka masih belum cukup mencambuk warganya agar juga mengikuti berjalan di rel yang benar.
Mengawali tahun baru 2020 ini, mari kita mulai dengan membully (risak) para pemimpin yang daerahnya kebanjiran.
Dimulai dari level terendah dulu, Bupati, Walikota dan Gubernur. Jangan langsung ke Presiden.
Itu tandanya waktu pelajaran ilmu sosial di SMP dulu kita gak bolos atau ketiduran..
'Membully' para pemimpin wilayah itu penting, agar pertama, mereka yang tidak memiliki cukup kompetensi untuk memahami kebutuhan masyarakat yang dipimpinnya, sadar apa yang belum dikerjakan dan atau keliru dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
Kedua, pemimpin wilayah bukan kepala keluarga kita, yang akan langsung bisa menangkap apa yang sedang kita butuh kan, tanpa kita curhati.
'Bully' mereka sekeras-skerasnya, curhati mereka sesering-seringnya... sampai mereka mendengar.
Karena mereka memang dipilih untuk melayani masyarakat, bukan untuk bermanis kata atau marah-marah tidak pada tugasnya..
Pada level-level kepemimpinan dan saluran yang tepat. Itu artinya kita sudah paham cara bertata negara yang benar.
Belum paham tata negara ya ngelmu dulu. 'Membully' pun ada aturannya. 'Bully' Keras, 'Bully' Cerdas.
Saya meskipun seumur hidup tidak pernah merasakan malangnya kebanjiran, repotnya antisipasi banjir, menyelamatkan barang-barang, mengungsi, membersihkan kotoran sisa banjir, repotnya untuk mobile, kelaparan dan sakit karena tidak bisa membeli makanan dan obat, tidak bisa tidur demi siaga banjir, kerugian akibat hilang dan rusaknya harta benda, dan berbagai kerepotan lainnya hingga hilangnya nyawa.
Tapi tidak berani sombong dan jumawa.
Selain takut kualat, saya masih punya hati untuk mampu membayangkan kemalangan yang dialami korban banjir.
Termasuk tidak niat sama sekali untuk membela para pemimpin wilayah yang warganya masih ada yang tertimpa kemalangan banjir.
Alam tidak pernah salah menghukum.
Jika pemimpinnya sudah berada di rel yang benar, maka mereka masih belum cukup mencambuk warganya agar juga mengikuti berjalan di rel yang benar.
Yang ora umum perempuan dan ikan-ikan hias ini, sudah kebanjiran kok masih bisa sombong dan bahagia sekali..
Mentang-mentang makhluk sugih.. Gak punya empati blas.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews