Mereka tidak memperoleh kosa kata, latar belakang pengetahuan, dan informasi tentang bagaimana bahan bacaan disusun yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin miskin.
Di bidang pendidikan ada dikenal Matthew Effect tapi mungkin justru dipopulerkan oleh Bang Rhoma yang legendaris itu.
Matthew Effect mengacu pada gagasan bahwa dalam membaca (seperti dalam bidang kehidupan lainnya), orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Maksudnya, anak yang tertinggal dalam kemampuan membacanya juga akan tertinggal dalam berbagai bidang pelajarannya.
Begitu juga sebaliknya. Yang menguasai ketrampilan membaca lebih awal akan semakin kaya dalam belajar. Mengapa? Karena membaca adalah dasar dari ketrampilan untuk menguasai bidang studi lain. Tanpa 'kekayaan' ini maka anak akan semakin 'miskin' dalam pelajaran lain.
Jadi jangan heran kalau anak-anak kita jeblok di Tes PISA...
Ternyata anak-anak kita memang gagal memperoleh ketrampilan membaca yang mereka butuhkan untuk belajar materi lain. Mereka tidak punya modal untuk belajar, yaitu kemampuan membaca. Miskin kemampuan membacanya miskin pula yang lainnya. Itu yang disebut sebagai Epek Bang Rhoma, eh, Matthew Effect.
Ketika anak-anak gagal pada awal membaca dan menulis, mereka mulai tidak suka membaca.
Mereka membaca kurang dari teman sekelas mereka yang pembaca yang lebih kuat. Ketika anak-anak yang kesulitan dalam membaca tidak mendapatkan remediasi yang memadai, mereka membaca lebih sedikit - dan belajar lebih sedikit dari membaca - dibandingkan anak-anak yang normal.
Beberapa tes IQ mengukur informasi yang dipelajari anak dari membaca. Tentu saja pembaca yang buruk akan mendapat skor lebih rendah pada tes ini. Akhirnya semakin lama "kesenjangan" antara pembaca miskin dan pembaca kaya tumbuh.
Akibatnya, mereka tidak memperoleh kosa kata, latar belakang pengetahuan, dan informasi tentang bagaimana bahan bacaan disusun. Singkatnya, yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin miskin. Jreng...jreng...!
Ini yang akan kami tangani di Kabupaten Grobogan. Saya dan Mas Handoko Widagdo akan membantu Mas Amin Hidayat, Kadisdik Kab. Grobogan, untuk meningkatkan mutu pembelajaran literasi dasar membaca (dan Matematika sekalian) mulai awal tahun 2020 ini.
Help and advice are always welcome.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews