Kamus Penjara [2] dari "Omen" hingga "Tamping"

Dua jam pasca sidak, semua barang kembali ke kamar masing-masing. Dan kehidupan berjalan normal kembali.

Sabtu, 9 Mei 2020 | 23:16 WIB
0
1217
Kamus Penjara [2] dari "Omen" hingga "Tamping"
Tahanan (Foto: sabahpost.net)

Omen: ini sebutan bagi napi yang dipilih menjadi kepala Blok. Di Penjara Cipinang, satu blok berisi sekitar 100-500 orang napi. Omen dipilih dari para kepala lapak/sel, biasanya dipilih karena ketokohannya. Tapi omen terpilih harus mendapat acc dari wali blok, yakni sipir yang bertanggung jawab atas blok tersebut.

Omen disegani. Dia bisa mengatur iuran napi, juga bisa 'mendidik' napi bermasalah. Omen juga bisa mengatur seseorang bisa masuk kamar atau tetap tinggal di lorong tanpa kamar. Sebagian besar napi tinggal di lorong, tanpa toilet.

Palkam: ini Kepala Kamar/sel. Dia berwenang di dalam sel yang ditempatinya. Saat di Cipinang, kamar saya berisi 12 orang. Padahal hanya tersedia 5 tempat tidur. Jay, palkam kami, mengatur siapa yang berhak dapat lapak tempat tidur di kasur. Yang lain harus rela tidur di lantai. Itu pun harus sangat bersyukur karena bisa dalam sel yang tersedia toilet. Saya dan Darmawan yang membangun WC di kamar dengan biaya sekitar satu juta rupiah. Itu salah satu sumbangan penting kami untuk Penjara Cipinang.

Paste: Setiap Blok terkunci pada malam hari. Di depannya dijaga paste, sipir yang mengawal blok selama 24 jam. Tentu dibagi beberapa shift. Umumnya seorang paste memiliki kedekatan dengan para napi. Tak galak. Mereka punya toilet terpisah, dengan air yang relatif lancar.

Ruang kerja paste hanya meja dan kursi kayu yang lusuh. Hakikatnya mereka juga 'penghuni' penjara. Untuk membunuh waktu, paste menonton TV atau bermain HP sepanjang waktu. Jika ada masalah, misal ada napi berkelahi, paste yang pertama kali turun. Jika tak sanggup, bantuan dari team lain segera datang.

Tamping: Tahanan Pendamping. Tamping ini bukan berarti dia mendampingi napi. Tamping adalah napi yang dipekerjakan di bagian tertentu. Yang paling diminati ada dua: tamping kunjungan dan tamping dapur. Tamping kunjungan dia bisa mengatur tempat dan membawa barang napi yang dikunjungi sahabat/kerabat ke dalam sel. Dia juga bertugas memanggil napi yang dikunjungi. Dari tiap napi yang dikunjungi, dia minimal dapat 5 ribu. Bisa jadi dapat 10 ribu.

Bayangkan, dia bisa dapat cukup banyak uang jika rajin membawakan barang napi ke selnya. Sedangkan tamping dapur tugasnya memasak jatah makanan napi. Mereka bisa bisnis dengan menyiapkan paket khusus untuk nali yang bersedia membayar. Padahal semua bahan dibiayai oleh negara. Ada cukup banyak jenis tamping --- misal: tamping poliklinik, tamping roll, tamping KPLP dan tamping masjid. Petugas tak mau napi kasus penipuan jadi tamping. Katanya mereka sulit dipercaya.

Apel: saat pertama kali mendengar istilah 'apel', saya mengira para napi dibariskan di lapangan. Ternyata sama sekali berbeda. Istilah ini merujuk pada prosedur untuk menghitung jumlah napi di tiap blok. Dilakukan oleh petugas, dibantu salah satu napi.

Saat penghitungan, apel, semua napi harus diam duduk di tempat. Tak boleh ada yang bergerak. Jika lancar tiap blok butuh waktu sekitar 30 menit untuk sekali apel.

Jumlahnya harus pas, tak boleh kurang atau lebih. Saat apel kita harus berada di blok. Jika ketahuan tak berada di blok, sanksi berat menunggu. Saat apel petugas tak menyebut nama napi. Mereka hanya menghitung jumlah. Napi hanyalah statistik. Setiap hari tiga kali apel: setelah salat dhuhur, setelah magrib, dan setelah Isya.

Sidak: Di penjara rutin di lakukan sidak. Menggeledah semua bagian di dalam sel. Ada sidak biasa. Ada juga sidak gabungan --- yang melibatkan pihak Kanwil Kumham dan petugas dari Penjara lain. Jadi sidak gabungan di LP Cipinang, misalnya, melibatkan petugas dari Rutan Salemba dll. Tujuan sidak untuk mencari barang-barang yang dilarang --- seperti: Senjata tajam, narkoba, bong, HP, alat elektronik dll. Hampir tiap pekan selama di Penjara Cipinang saya merasakan sidak.

Tapi, selama di sana, entah sekarang, kami selalu tahu jika akan ada sidak. Semua barang yang dilarang, misal alat pemasak nasi listrik, dititipkan di tempat aman. Juga barang terlarang lainnya. Dua jam pasca sidak, semua barang kembali ke kamar masing-masing. Dan kehidupan berjalan normal kembali.


Buka puasa bersama di penjara (Foto: Dok. pribadi)

*** 

Tulisan sebelumnya: Kamus Penjara [1] dari "Tasbih" sampai "Mapenaling"