Insan Media Sumatra Barat Sepakat Lawan Hoax

Dan pada saat yang bersamaan, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal mengimbau dan mengajak masyarakat lawan hoax dan radikalisme.

Kamis, 17 Oktober 2019 | 20:01 WIB
0
317
Insan Media Sumatra Barat Sepakat Lawan Hoax
Foto: Kataindonesia

Puluhan media dan warganet kota Padang bertekad melawan hoax dan mensukseskan program pembangunan nasional 5 tahun kedepan. Para media yang terdiri dari cetak, massa, dan online menggelar diskusi media bersama warganet di Kafe Kuring, Taman Palem Jl Pancasila No 14, Padang, Sumatera Barat. Kamis (17/10/2019) Siang.

Kegiatan tersebut bertajuk: “Peran Media Menangkal Hoax Demi Suksesnya Program Pembangunan 5 Tahun Kedepan”. Para peserta berkomitmen melawan hoax dan bersama-sama mendukung program pembangunan nasional kedepan. Dalam kegiatan tersebut insan media juga melakukan deklarasi herakan melawan hoax yang merajalela demi suksesnya pembangunan 5 tahun kedepan.

Ketua Pelaksana, Hafyz Marshal mengatakan, dengan adanya acara ini sebagai bentuk komitmen dan penghargaan kepada Media akan peran nya yang positif di masyarakat demi suksesnya program pembangunan Nasional. 

“Kami patut menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan pers, termasuk media online yang telah memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan berkomitmen mensukseskan berbagai agenda nasional seperti salah satunya dalam waktu dekat ini yaitu lancarnya pelantikan Presiden Jokowi yang terpilih secara demokratis konstitusional, untuk itu insan media diharapkan mampu meredusir hoax yang marak serta ciptakan keadaan kondusif dijagad media tanpa kehilangan fumgsi utama media itu sendiri sesuai kode etiknya" kata Hafyz, Kamis (17/10).

Selanjutnya Jasman Rizal Kabiro Humas Pemprov Sumatera Barat mengatakan bahwa melawan radikalisme harus dilakukan bersama media dan masyarakat.

"Kami dari Pemprov (Sumbar) mengajak masyarakat agar memfilter berita, hoax dan radikalisme tidak boleh ada di Sumbar, bersama Warga Sumbar siap menangkal berita hoax" kata Jasman kepada peserta diskusi.

Sementara itu dari Insan media, Romeo CEO Minangkabau News mengkonfirmasi bahwa insan media di Sumatera Barat siap dan solid dengan pemberitaan tanpa hoax.

“Insan Pers di Sumatera Barat solid untuk menjaga pemberitaan yang benar, dan media harus mnejadi garda terdepan melawan hoax dan radikalisme" ujar Romeo.

Senada dengan Romeo, Rahmat Pemimpin Redaksi Minangkabau News mengingatkan bahaya penyebaran hoax

"Gara-gara hoax dapat memasukan kamu ke penjara, jaga jempolmu jangan sampai hoax bisa memecah belah persatuan bangsa" ujar Rahmat.

Adapun Influencer sosial media dan generasi milineal Rafi Iskandarsyah akan mendukung agenda nasional pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.

"Kita dukung pelantikan presiden terpilih secara konstitusional" kata Rafi.

Dirinya juga mengajak generasi milineal Sumatera Barat agar siap berkorban demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan pada saat yang bersamaan, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal mengimbau dan mengajak masyarakat lawan hoax dan radikalisme.

"Pada saat ini saya mengimbau kepada masyarakat kita untuk melawan hoax dan radikalisme demi persatuan kesatuan bangsa dan negara kita" tegas Irjen Pol Fakhrizal.

Selain pemaparan diskusi, para peserta juga mendeklarasikan Gerakan melawan hoax demi suksesnya pembangunan dan berbagai agenda nasional kedepan yang berisi sebagai berikut,

PERTAMA, siap menjaga Persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila Dan Undang – Undang Dasar 1945.

KEDUA, siap mengawal demokrasi dan program pembangunan Nasional 5 Tahun kedepan dengan menyampaikan capaian keberhasilan pembangunan yang dilakukan guna menyebarkan semangat optimisme bangsa demi kemajuan negara serta tidak akan menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian atas dasar SARA maupun informasi provokatif di media publik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

KETIGA, siap bersinergi dan gotong royong dengan masyarakat agar tetap berpegang prinsip idiologi Pancasila, Keutuhan NKRI, kebhinekaan dan konstitusional dengan tidak memberi ruang dan hasutan propaganda negatif yang dapat memprovokasi masyarakat dan memecah belah bangsa.

***