Wakil Presiden RI Akan Buka Gelaran AICIS Ke 20 di UIN Surakarta

Minggu, 24 Oktober 2021 | 16:21 WIB
0
150
Wakil Presiden RI Akan Buka Gelaran AICIS Ke 20 di UIN Surakarta
Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (PENDIS) kembali menyelenggarakan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Gelaran ke 20 kali ini berlangsung di Kota Surakarta dengan tuan rumah UIN Raden Mas Said.

Surakarta - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (PENDIS) kembali menyelenggarakan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Gelaran ke 20 kali ini berlangsung di Kota Surakarta dengan tuan rumah UIN Raden Mas Said.

Mengusung tema “Islam in a Changing Global Context: Rethinking Fiqh Reactualization and Public Policy” diharapkan mampu memberikan kotribusi penting dalam diskursus kajian dan penelitian studi Islam di dunia.

M. Ali Ramdhani, Dirjen Pendidikan Islam menuturkan bahwa AICIS ke 20 kali ini akan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dan Walikota Solo, Gibran Rakabuming juga diagendakan bakal hadir pada acara yang akan dihelat pada Senin (25/10).

Ali Ramdhani menerangkan Pemerintah RI sepenuhnya memberi dukungan dalam pelaksanaan hajat penting AICIS ini. Terlebih isu yang diangkat dapat memberikan kontribusi teoritik dan praktik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Selain, dampaknya dalam penguatan identitas ilmu pengetahuan Islam Indonesia yang menjadi rujukan keilmuan Islam dunia.

Menurut Ali Ramdhani, AICIS telah terbukti secara konsisten mampu memotret perkembangan Islam dalam konteks global. “Tema ini sesungguhnya dirumuskan untuk menjawab dinamika perubahan Islam dunia, selain juga mampu melihat lebih dekat bagaimana reaktualisasi fiqh dan kebijakan publik dari sudut pandang Islam dalam beragam isu seperti pandemi, moderasi agama, kerukunan, harmoni, tata kelola pendidikan, serta isu spesifik lain seperti isu wisata halal, dan lainnya. Hal ini diusung sebagai respon terhadap dinamika perubahan global yang terus menerus terjadi”. Ujar Ali Ramdhani.

Suyitno selaku Direktur DIKTIS menambahkan, AICIS tahun ini digelar dengan beberapa inovasi yang responsif terhadap perkembagan era supremasi digital. Selain napak tilas 11 tahun perjalanan AICIS pada tahun 2009 yang diadakan di Kota yang sama, Surakarta yang saat ini masih dinahkodai oleh Wali Kota yang saat ini menjabat sebagai Presiden RI, Ir. Joko Widodo. Sementara kali ini dukungan penuh diberikan oleh Putra Presiden, Gibran yang menjabat sebagai Wali Kota.

Suyitno memaparkan beberapa hal terkait pelaksanaan AICIS ke 20 ini. Pertama, kegiatan akan diselenggarakan secara full Virtual dimana hal ini merupakan sejarah monumental penyelenggaraan AICIS Virtual pertama kali,.

Kedua, lanjut Suyitno, AICIS kali ini disempurnakan dengan hadirnya aplikasi AICIS One Touch. Dimana dengan aplikasi ini, para panelis dan peserta akan mendapatkan kemudahan dalam mengikuti konferensi dimana saja melalui gawai yang ada dalam genggaman mereka.

“Inovasi ini merupakan terobosan yang dilakukan oleh Kementerian Agama dalam penyelenggaraan forum-forum internasional yang berkualitas dan adaptif terhadap kemajuan teknologi," tutur Suyitno.

Sementara itu, Kasubdit Pengembangan Akademik M Syafii menambahkan bahwa AICIS ke 20 akan berlangsung selama empat hari 24-29 Oktober 2021 di UIN Raden Mas Said Surakarta. Konferensi ini dihadiri oleh pembicara dari dalam dan luar negeri, dan terbagi kedalam sesi Plenary bersama para Invited Speakers dan sesi paralel dengan peserta pemakalah terpilih.

“Pakar lintas disiplin keilmuan dunia, dan para Menteri diagendakan hadir mengisi beberapa Plenary Session pada gelaran AICIS 20," kata Syafii.

Pada kesempatan yang lain, Mudhofir selaku Rektor UIN Raden Mas Said menuturkan bahwa AICIS memperhatikan tujuan esensial dan substansif dalam setiap penyelenggaraanya.
Menurutnya, AICIS memberi perhatian utama pada konsistensi kualitas akademik, juga penguatan kolaborasi dosen dan peneliti dengan jaringan intelektual tokoh-tokoh dunia. Peserta dari daerah diberi akses seluas-luasnya untuk memanfaatkan forum ini.

“Peserta dari berbagai perguruan tinggi Islam, dan lembaga lainya dapat memaksimalkan forum penting ini untuk melakukan penguatan kapasitas dan kompetensi akademiknya, juga bahkan bisa berlanjut untuk melakukan joint research," jelas Mudhofir.