Beda Kelelawar,Codot dan Kalong

Kalong hidup banyak dijual di pasar burung, biasanya untuk dipelihara karena bisa dijinakkan untuk dijadikan hewan peliharaan.

Senin, 3 Februari 2020 | 11:46 WIB
0
8312
Beda Kelelawar,Codot dan Kalong
Kelelawar (Foto: darilaut.id)

Sampai saat ini belum ada kepastian atau kejelasan darimana virus Corona itu berasal. Apakah dari Kelelawar atau dari hewan lain? Akan tetapi, berita yang sudah tersebar virus Corona berasal dari Kelelawar.

Terkait hal diatas, ternyata ada sebagian masyarakat masih ada yang belum tahu atau bisa membedakan mana Kelelawar, Codot dan Kalong. Dan setiap daerah punya sebutan atau nama-nama tersendiri.

Kelelawar dalam bahasa Jawa Lowo atau Lawa. Biasanya keluar menjelang Maghrib dan mencari makanan serangga atau nyamuk dan tidak makan buah. Warnanya kehitaman dan  badanya bau menyengat. Ukurannya seperti burung Emprit atau Pipit dan suka berkelompok.

Dulu di kampung-kampung Kelelawar suka tinggal di usuk bambu  rumah dan dikuncup pohon pisang. Tapi ada juga yang tinggal di goa-goa.

Waktu SD suka mencari Kelelawar untuk mainan dengan diikat ekornya dengan benang dan dikasih kertas terus diterbangkan kembali.

Untuk mengetahui ada Kelelawar atau tidak dalam usuk bambu rumah-biasanya memakai pecahan cermin atau cermin tempat bedak zaman dulu. Dengan menggunakan pantulan sinar matahari, pantulan cermin itu diarahkan atau disorotkan pada tiap lobang usuk bambu rumah. Semacam disenter. Dan biasanya akan kelihatan ada atau tidak Kelelawar dalam usuk bambu tersebut.

Kalau sudah pasti ada Kelelawar baru dipanjat pakai tangga bambu dan ditutup dengan plastik dan ditusuk-tusuk pakai lidi supaya Kelelawarnya keluar. Biasanya Kelelawar langsung keluar dan masuk dalam plastik.

Ada juga Kelelawar yang suka menghisap darah.

Codot makanannya buah-buahan dan tidak makan serangga seperti Kelelawar. Codot warnanya agak kekuningan bulunya seperti rambut pirang. Dan bersih atau tidak bau seperti Kelelawar.Ukurannya lebih besar dari Kelelawar dan lebih kecil dari Kalong. Kalau pakai ukuran burung seperti burung Kutilang.

Codot suka hinggap di pepohonan yang rimbun dan tertutup dedaunan yang agak besar. Dan tidak termasuk berkelompok. Biasanya hanya berjumlah dua atau tiga. Malah ada yang sendirian saja. Dan tidak tahan panas atau sinar matahari. Dulu pakai ketapel untuk memburu Codot, tapi sekarang pakai senapan angin. Codot bisa dikonsumsi atau dimakan bagi yang doyan.

Kalong juga makan buah-buahan dan ukurannya sangat besar dan bentang sayapnya cukup panjang. Kalong daya jangkau atau jelajah terbangnya cukup jauh dan bisa berpuluh-puluh kilometer. Makanya kalau terbang cukup tinggi. Dan Kalong suka berkelompok dan hinggap di pohonan yang besar dan tinggi. Kalong juga tahan terhadap sinar atau panas matahari.

Kalong suka atau hinggap di pohon yang tinggi dan bergelantungan dan bisa pindah kedahan yang lain dengan merambat memakai kakinya. Dan suara Kalong cukup brisik atau ramai. Biasanya dahan pohon akan kering atau tidak ada daunya kalau dijadikan gelantungan Kalong.

Di Istana Bogor di belakang Gedung Zoologi atau depan Bank BNI ada pohon besar dan menjadi rumah Kalong. Suaranya brisik dan kadang berterbangan. Kalong kalau di Sulawesi Utara namanya Paniki dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat.

Kalong hidup banyak dijual di pasar burung, biasanya untuk dipelihara karena bisa dijinakkan untuk dijadikan hewan peliharaan.

***