Stigma membanding – bandingkan antara peran Polisi dan TNI alangkah baiknya kita hilangkan karena akan menimbulkan perpecahan masyarakat.
Pada tahun 2022 ini masyarakat Indonesia banyak sekali yang membandingkan antara peran Polisi dan peran Tentara. Banyak yang menilai bahwa peran tentara TNI sangat dicintai rakyat Indonesia dibandingkan Polisi. Padahal kedua – duanya memiliki peran yang berbeda tetapi sama – sama penting. Peran tentara sangat benar – benar dibutuhkan masyarakat Indonesia dimana ketika Pandemi Covid-19 melanda, peran TNI benar – benar menjadi salah satu garda yang terepan baik bagi aksi sosial ataupun pengamanan. Belum lagi peran TNI yang harus siap bertaruh jiwa raga untuk mengamankan keutuhan kedaulatan tanah air Indonesia dari sabang sampai merauke.
Setiap ada pemberontakan dinegara Indonesia seperti terdahulu pemberontakan GAM di Aceh dan yang terbaru pemberontakan KKB di Irian Jaya TNI selalu siap bertempur pada garda terdepan. Sudah banyak sekali tentara TNI yang sudah gugur membela bangsa dan negara. Kalau dibilang jiwa patriotisme untuk Indonesia, jiwa TNI sudah sangat tidak diragukan lagi kecintaannya untuk Indonesia. Dari tertular virus Covid-19 sampai kehilangan nyawa sudah menjadi jiwa corsa TNI. Bahkan TNI sendiri adalah salah satu angkatan tempur yang masuk 10 besar terbaik didunia.
Hal lain yang harus kita perhatikan adalah bahwa Peran Polisi juga tidak kalah penting karena dimana peran Polisi selalu menjaga keamanan masyarakat Indonesia dari kejahatan. Meski belakangan ini banyak tagar yang berbunyi tentang “Percuma Lapor Polisi” tetapi tidak semua Polisi seperti itu. Kalaupun ada itu hanya sebagian kecil ataupun oknum. Masih banyak Polisi yang ikhlas dan berjuang tanpa pamrih untuk pelayanan masyarakat. Ketika ada terorisme peran Polisi terdepan dalam mengamankan meskipun nyawa taruhannya baik dari ledakan bom serta bom balasan di kantor polisi.
Stigma membanding – bandingkan antara peran Polisi dan TNI alangkah baiknya kita hilangkan karena akan menimbulkan perpecahan masyarakat baik yang mendukung Polisi ataupun TNI. Padahal peran keduanya sangat benar – benar dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Apa jadinya kalau tidak ada Tentara maka Negara lain akan mudah menginvasi negara kita, negara kita akan diremehkan oleh negara lain bahkan akan terjadi pemberontakan dimana – mana. Apa jadinya kalau tidak ada Polisi, maka kejahatan akan meraja rela dimana – mana serta negara Indonesia seperti halnya Hukum Rimba bahwa siapa yang kuat dia akan menang. Jangan smapai negara kita keamanannya seperti negara Brazil yang ketika ada masyarakat yang keluar rumah membawa hand phone langsung hilang dijambret penjahat dan warga lainnya menganggap hal itu hal yang biasa.
Tadi pagi saya melihat kecelakaan langsung dijalan raya Karanganyar Jawa Tengah dimana sepeda motor ditabrak mobil. Disaat itu pula Polisi yang mengatur lalu lintas disitu langsung mengamankan mobil yang menabrak dan menyelamatkan korban yang ditabrak. Apabila tidak ada Polisi maka hukum tidak ditegakkan dan sang penabrak akan kabur atau mungkin akan berdebat mana yang benar dan mana yang salah. Padahal disini sisi Kemanusiaan jauh lebih penting dari itu semua.
Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” menyampaikan bahwa Peran TNI dan POLRI adalah satu kesatuan sinergitas dimana perannya sangat penting baik untuk kemanan menjaga kedaulatan Indonesia dan menegakkan hukum yang ada di Indonesia. Maka dari itu dengan sinergitas antara POLRI dan TNI akan tercipta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang tangguh.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews