Pekan olahraga nasional yang akan dilaksanakan di akhir 2021 menjadi kebanggaan bagi warga asli Papua. Menjadi tuan rumah adalah sebuah kehormatan, karena baru kali ini acara sebesar PON diselenggarakan di Papua. Selain itu, saat acara ini dilangsungkan di Bumi Cendrawasih, rasa nasionalisme mereka akan meningkat. Masyarakat Papua sangat bangga karena mendapatkan kesempatan jadi tuan rumah PON XX.
Kesempatan emas ini sangat langka, karena baru kali ini acara berlevel nasional diselenggarakan di Papua, yang notabene sangat jauh dari ibukota. Mereka senang lalu ikut meramaikan timeline Facebook dan Twitter dengan konten berupa logo PON dan foto-foto venue olahraga di Papua.
Nowela Elizabeth, penyanyi asli Papua mengaku senang akan penyelenggaraan PON di Papua. Ia merasa bertanggungjawab secara moral akan suksesnya penghelatan acara olahraga ini. Menurutnya, acara sebesar PON masih kurang gaungnya, oleh karena itu ia berusaha agar mempopulerkannya, agar semua orang tahu bahwa ada ajang olahraga berlevel nasional di Papua.
Nowela bersama Edo Kondologit dan penyanyi asli dari Bumi Cendrawasih yang lain membuat proyek dan menghasilkan single berjudul Papua Bangkit. Dengan harapan, PON XX akan menjadi momen untuk membangkitkan wilayah Papua. Dalam artian, PON bukan sekadar ajang olahraga, tetapi juga kesempatan untuk membuat perekonomian di Bumi Cendrawasih bangkit lagi.
Kebangkitan ekonomi di Papua memang harus dilakukan, agar kondisi finansial warganya tak lagi terpuruk akibat efek pandemi. Saat ada PON, maka ribuan atlet, pelatih, dan suporter akan mengunjungi Jayapura dan kota lain yang jadi lokasi pertandingan. Otomatis mereka akan butuh makanan, dan mencari hidangan khas Papua.
Akan banyak konsumen baru dan meningkatkan omzet dari pedagang makanan.
Selain itu, PON XX juga akan meningkatkan komitmen berbangsa dan bernegara, serta rasa nasionalisme bagi warga asli Papua.
Selama ini, mereka sudah cinta NKRI dan merasa bahwa wilayahnya adalah bagian dari Indonesia. Namun sayang ada hasutan dari kelompok separatis, sehingga perdamaian dan persatuan di Papua terancam.
Ketika ada PON XX, maka seluruh rakyat bersatu untuk mendukung timnas Papua. Mereka tak menghiraukan bujukan kelompok separatis untuk berpisah. Karena merasa lebih baik menjadi bagian dari Indonesia. Papua dan Papua Barat adalah provinsi di Indonesia yang sah di mata hukum, dan rakyatnya tidak mau jika diajak membelot.
Keberadaan PON meningkatkan rasa nasionalisme warga Papua. Karena mereka akan menonton pertandingan sambil bersatu dengan suporter lain dari seluruh provinsi, dan merasakan persatuan dalam arti yang sebenarnya. Inilah Indonesia, bangsa yang terdiri dari banyak suku, tetapi tetap bisa bersatu dan menjunjung tinggi toleransi. Serta mengutamakan perdamaian dan tidak saling mem-bully.
Penunjukan Papua sebagai tuan rumah PON adalah suatu anugerah, karena pemerintah pusat mempercayakan provinsi tertimur di Indonesia untuk meng-handlenya. Berarti mereka merasa bahwa orang Papua sanggup jadi panitia dan mampu menyelenggarakan acara berlevel nasional.
Orang asli Papua juga dianggap cerdas dan bisa menyelenggarakan acara akbar. Berarti rumor bahwa warga di Bumi Cendrawasih dianggap sebelah mata, salah besar. Karena masyarakat Papua adalah warga Indonesia juga, dan sangat pantas diberi kesempatan untuk jadi panitia PON. Agar ada asas keadilan di seluruh Indonesia.
PON XX menjadi ajang untuk bersatu walau mendukung tim dari provinsi yang berbeda. Para suporter tetap sportif dan tetap solid, walau pertandingan telah usai. Mereka tak lagi bertikai, tetapi mau bekerja sama dan saling menolong. Masyarakat Papua sangat bangga akan penyelenggaraan ini di Papua, karena dipercaya oleh pemerintah pusat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews