Bebas Yang Tidak Bebas

Sajian film “Bebas”, walaupun cerita ini berlatar belakang dari kisah kehidupan anak muda pada zaman yang berbeda akan tetapi bisa dinikmati oleh semua kalangan

Senin, 7 Oktober 2019 | 15:35 WIB
0
647
Bebas Yang Tidak Bebas
Geng

Kemarin sehabis menonton film “Bebas”  karya apik dari Riri Riza dan  Mira Lesmana ada rasa menggelitik didada, rasa ingin memberikan sedikit komentar.

Film yang di adopsi dari film Korea yang berjudul “Sunny”  ini menceritakan tentang kekompakan para sahabat di masa SMA yang terpaksa harus dipisahkan dan dikeluarkan dari sekolah karena terjadi insiden yang membuat salah satu anggota geng “Bebas”  terluka parah di wajahnya.

Kekompakan mereka yang selalu melakukan hal bersama-sama, kekuatan persahabatan mereka memang tidak ada duanya dan tak ada satu pun yang mampu memisahkan mereka. Lama tidak bertemu akhirnya mereka reuni kembali.

Isi cerita

Cerita sederhana yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, dikemas dengan gaya tahun 90-an dengan segala kekonyolan, kepolosan, kenakalan jiwa muda yang sedang bergejolak seperti api,  senang tawuran, menggunakan bahasa slang yang hanya dimengerti oleh mereka, lengan digulung, tangan dililit saputangan, semua  itu mampu membawa penonton hanyut dengan momen-momen manis di masa SMA , masa-masa yang paling indah dan  penuh kenangan.

Beberapa scene bahkan sangat mengena di hati seperti :

Ketika Vina dan Jojo datang membesuk Kris di Rumah Sakit, saat itu ada pertanyaan keren yang ditanya oleh Kris ke mereka, ini pertanyaan nya

Pernah ga lo pengen sesuatu tapi tidak kesampaian atau pengen sesuatu tapi tidak mungkin terwujud?” pertanyaan sederhana tapi susah mencari jawabannya.

Pemain

Akting para pemain ketika remaja sangat sangat sangat sempurna. Setiap pemain mampu memerankan karakternya dengan sangat baik, dengan porsi yang pas, tidak berlebihan dan tidak lebay, yang membuat alur cerita jadi tidak membosankan dan bikin  penasaran.

Ada Vina Panduwinata, seorang  remaja lugu dan polos yang  tiba-tiba kesurupan membuat lawannya lari kocar kacir ketakutan.

Jojo  dengan kegemulaiannya yang selalu membawa suasa pertemanan mereka menjadi lebih hidup.

Krisdayanti si pahlawan  kece yang selalu ada, dan siap membela teman-teman nya yang tertindas.

Dulu dan Sekarang

Film “Bebas” memberi gambaran kepada remaja milenial tentang seperti apa keadaan SMA di era 90-an,   era dimana mereka belum terkena racun teknologi,  dan tawuran menjadi satu-satu nya wacana bagi mereka memuntahkan emosi.

Banyak hal yang  dulu ada dan sekarang tiada, dan yang dulu tak ada sekarang ada.  Salah satu nya adalah : Tawuran yang pelan-pelan hilang ditelan bumi berganti dengan "tawuran kata di social media". Dulu mereka tawuran dengan gontok-gontokan fisik, merelakan tubuh dan wajah mereka babak belur, sekarang tawuran dan gontok-gontokan dengan kata-kata tajam dan  sinis tanpa berfikir panjang  tentang isi dan perasaan orang lain.

Apakah mungkin akibat yang ditimbulkan oleh tawuran jaman 90 an  jauh lebih ringan  dibanding dengan akibat yang ditimbulkan oleh  tawuran dengan menggunakan kata-kata lewat  media sosial saat ini? Siapa yang tahu.

Inspiratif

Menonton film bisa menjadi salah satu cara kita untuk melepas kepenatan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, film yang bagus dan mempunyai makna yang baik mampu membuat penonton terkesima dan membekas di hati yang bisa membuat kita menemukan teman berdiskusi seru.

Sajian film “Bebas”, walaupun cerita ini berlatar belakang dari kisah kehidupan anak muda pada zaman yang berbeda akan tetapi bisa dinikmati  oleh semua kalangan, dijadikan sebagai obat perindu buat yang sedang kehausan dengan hal-hal manis yang sering terlupakan, hal-hal kecil yang sering dianggap tidak penting, karena kita sering lupa bahwa kita adalah pemain utama dalam hidup kita sendiri.

hd-blimey.

***