Pada Oktober 2021 akan diselenggarakan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX di Jayapura dan beberapa kota lain di Papua, seperti Merauke, Timika, dan Biak. PON XX Papua bukan saja momentum ajang adu prestasi atlet di berbagai cabang olahraga, tetapi juga memiliki arti strategis baik untuk Papua, terutama untuk bangsa dan negara Indonesia. PON tidak saja berjuang untuk prestasi olahraga, tetapi lebih dari itu, yakni menyempurnakan prestasi pembangunan di Bumi Cenderawasih.
Penyelenggaraan PON menunjukkan peran konsisten pemerintah dalam membangun Papua, bahkan komitmen dan tekad untuk mengakselerasi pembangunan kesejahteraan masyarakat Papua terutama Orang Asli Papua. Selain itu, akselerasi pembangunan sebagai bukti prestasi Indonesia tidak hanya di mata publik dalam negeri, tetapi juga pembuktian kepada masyarakat internasional.
Untuk itu, pelaksanaan PON selaras dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat sebagai bagian dari harapan rakyat Indonesia. Percepatan itu dituangkan dalam Inpres No 9/2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Dalam konteks ini, penyelenggaraan event PON dan pencanangan Inpres Kesejahteraan memiliki tujuan yang hampir identik. PON berarti pertandingan demi prestasi olahraga, sekaligus PON menjadi titik tolak reorientasi pembangunan Papua sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Kabinet 11 Maret 2020, yaitu membangun Papua dengan cara-cara baru, pandangan baru, paradigma baru, dan pendekatan baru.
Artinya, Inpres Kesejahteraan mendorong akselerasi mendekatkan rakyat Papua pada kesejahteraan yang tidak berorientasi pada hasil tapi proses. Ini tentu membutuhkan waktu, ketekunan, keuletan, gairah, iklim yang kondusif, serta kolaborasi antara kerja filosofis, sosiologis, politis, dan teknokratis. Analoginya, seperti persiapan seorang atlet untuk berlaga di arena pertandingan guna meraih prestasi dan trofi.
PON menjadi indikator pemerintah bahwa Papua mampu menyelenggarakan suatu event olahraga nasional. Wilayah yang selama ini dimitoskan dengan keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan, terbukti mampu melaksanakan PON.
Mitos ini yang hendak dibongkar lewat PON dan sekaligus Inpres Kesejahteraan untuk memacu terwujudnya kesejahteraan dan keadilan di Tanah Papua. Mitos ketertinggalan dan keterbelakangan yang selama ini identik dengan Papua, yang membuat negara melakukan intervensi untuk mengeliminasinya.
Papua tidak seperti yang diidentikkan sebagian orang. Lewat PON dan Inpres Kesejahteraan, Presiden Jokowi hendak membuktikan bahwa keduanya adalah mandala perjuangan meraih prestasi di bidang olahraga, dan pada saat yang bersamaan Papua pun meraih kesuksesan di bidang pembangunan guna mencapai kesejahteraan, sekaligus mengangkat harkat dan martabat masyarakat Papua. (Yosepen Maniagasi)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews