Harapan PON Papua yang Sehat dan Aman dengan Optimisme Bangsa

Lewat PON dan Inpres Kesejahteraan, Presiden Jokowi hendak membuktikan bahwa keduanya adalah mandala perjuangan meraih prestasi di bidang olahraga.

Kamis, 26 Agustus 2021 | 00:04 WIB
0
141
Harapan PON Papua yang Sehat dan Aman dengan Optimisme Bangsa
Presiden Jokowi dan Pon Papua (Foto: bisnis.com)

Pada Oktober 2021 akan diselenggarakan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX di Jayapura dan beberapa kota lain di Papua, seperti Merauke, Timika, dan Biak. PON XX Papua bukan saja momentum ajang adu prestasi atlet di berbagai cabang olahraga, tetapi juga memiliki arti strategis baik untuk Papua, terutama untuk bangsa dan negara Indonesia. PON tidak saja berjuang untuk prestasi olahraga, tetapi lebih dari itu, yakni menyempurnakan prestasi pembangunan di Bumi Cenderawasih.

Penyelenggaraan PON menunjukkan peran konsisten pemerintah dalam membangun Papua, bahkan komitmen dan tekad untuk mengakselerasi pembangunan kesejahteraan masyarakat Papua terutama Orang Asli Papua. Selain itu, akselerasi pembangunan sebagai bukti prestasi Indonesia tidak hanya di mata publik dalam negeri, tetapi juga pembuktian kepada masyarakat internasional.

Untuk itu, pelaksanaan PON selaras dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat sebagai bagian dari harapan rakyat Indonesia. Percepatan itu dituangkan dalam Inpres No 9/2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Dalam konteks ini, penyelenggaraan event PON dan pencanangan Inpres Kesejahteraan memiliki tujuan yang hampir identik. PON berarti pertandingan demi prestasi olahraga, sekaligus PON menjadi titik tolak reorientasi pembangunan Papua sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Kabinet 11 Maret 2020, yaitu membangun Papua dengan cara-cara baru, pandangan baru, paradigma baru, dan pendekatan baru.

Artinya, Inpres Kesejahteraan mendorong akselerasi mendekatkan rakyat Papua pada kesejahteraan yang tidak berorientasi pada hasil tapi proses. Ini tentu membutuhkan waktu, ketekunan, keuletan, gairah, iklim yang kondusif, serta kolaborasi antara kerja filosofis, sosiologis, politis, dan teknokratis. Analoginya, seperti persiapan seorang atlet untuk berlaga di arena pertandingan guna meraih prestasi dan trofi.
PON menjadi indikator pemerintah bahwa Papua mampu menyelenggarakan suatu event olahraga nasional. Wilayah yang selama ini dimitoskan dengan keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan, terbukti mampu melaksanakan PON.

Mitos ini yang hendak dibongkar lewat PON dan sekaligus Inpres Kesejahteraan untuk memacu terwujudnya kesejahteraan dan keadilan di Tanah Papua. Mitos ketertinggalan dan keterbelakangan yang selama ini identik dengan Papua, yang membuat negara melakukan intervensi untuk mengeliminasinya.

Papua tidak seperti yang diidentikkan sebagian orang. Lewat PON dan Inpres Kesejahteraan, Presiden Jokowi hendak membuktikan bahwa keduanya adalah mandala perjuangan meraih prestasi di bidang olahraga, dan pada saat yang bersamaan Papua pun meraih kesuksesan di bidang pembangunan guna mencapai kesejahteraan, sekaligus mengangkat harkat dan martabat masyarakat Papua. (Yosepen Maniagasi)

***