PON XX di Papua memang diundur setahun karena alasan pandemi. Namun kemunduran jadwal ini justru dijadikan momen untuk lebih mensukseskan acaranya. Segenap netizen dan masyarakat Indonesia juga bersatu dan kompak dalam mempromosikan acara ini, agar sukses besar.
Tanggal 20 oktober hingga 4 november 2021, PON XX akan diselenggarakan di Papua. Rakyat di Bumi Cendrawasih amat senang sekaligus deg-degan dalam menyambut acara ini, karena baru kali ini sebuah lomba olahraga berlevel nasional diselenggarakan di Papua. Mereka bahagia karena ketika Papua dijadikan tempat penyelenggaraan PON, berarti dipercaya oleh pemerintah pusat.
Warganet di Jogjakarta juga mendukung agar PON XX berlangsung dengan sukses. Hafyz Marshal, Koordinator Nasional Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) di Jogjakarta menyatakan dukungannya terhadap acara ini. Mereka juga meminta netizen di seluruh dunia untuk mensukseskan PON XX, dengan menyebarkan narasi dan konten positif di media sosial.
Mengapa PON yang ada di Papua malah didukung oleh warganet asal Jogjakarta? Hal ini menunjukkan kekompakan netizen Indonesia. Walau letak Jogja-Papua sangat jauh, tetapi tetap saling dukung dalam kebaikan, dan berusaha agar PON XX terselenggara dengan baik. Caranya adalah dengan mempromosikan acara ini di sosmed mereka.
Dukungan netizen yang dicontohkan oleh FPMIS berupa konten positif di media sosial. Misalnya dengan posting foto stadion Lukas Enembe di Instagram, dan memberi hashtag #PONPapua #Papuamaju, dll.
Foto di media sosial itu sangat berpotensi akan viral, karena bisa dilihat oleh netizen di seluruh dunia. Jika banyak yang melihatnya, akan tertarik dengan siaran PON.
Ketika banyak warganet di luar negeri turut memantau berita dan siaran PON XX, maka mereka akan takjub akan pertandingan olahraga di Papua. Ternyata Papua sangat modern, bersih, dan menjadi penyelenggara acara olahraga dengan profesional. Selain itu, suasana di luar stadion juga disiarkan, sehingga menjadi momen untuk mempromosikan keindahan alam Papua.
Netizen jadi penggerak agar warganet di negara lain terpesona akan keindahan dan eksotisme Papua. Mereka akan memasukkan Papua sebagai tujuan wisata, nanti setelah pandemi selesai. Sehingga warga Papua yang diuntungkan, karena dipenuhi oleh para turis dan bidang pariwisatanya hidup lagi.
Kekuatan jempol netizen Indonesia memang hebat dalam memviralkan sesuatu. Oleh karena itu gunakan media sosial untuk meng-upload foto yang baik, misalnya tentang PON XX Papua. Karena akan memiliki efek positif juga terhadap Indonesia. Negeri kita akan dikenal dengan penyelenggaraan PON yang profesional dan modern.
Mengapa harus ada pencitraan positif mengenai Indonesia, melalui PON XX, yang dilakukan di media sosial? Karena selama ini banyak orang luar negeri yang hanya kenal Bali tapi tidak tahu bahwa pulau itu adalah bagian dari Indonesia. Sehingga memviralkan PON Papua akan menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang maju, bukan negara dunia ketiga.
Rusdil Fikri, perwakilan FPMSI lain menyatakan bahwa sinergitas warganet sangat penting untuk memajukan Indonesia. Dalam artian, dukungan untuk PON wajib dilakukan oleh setiap WNI. Karena mereka bersinergi dan kompak dalam memajukan tiap acara yang diselenggarakan oleh pemerintah, termasuk pekan olahraga nasional di Papua.
Ketika netizen kompak maka mereka berhenti saling menyalahkan. Sudah bukan rahasia lagi, saat ini ada 2 kubu yang bersebrangan, karena masing-masing membela paslon yang berbeda di pemilu 2019 lalu.
Saat ada PON, maka mereka akan bersatu. Oleh karena itu, perwakilan warganet dari Jogja tersebut mengkampanyekan agar PON sukses dan berharap semoga acara ini akan menyatukan 200 juta penduduk dij Indonesia.
Kesuksesan PON adalah kebahagian kita bersama. Warganet diharap untuk kompak dan saling dukung, dalam mempopulerkan acara olahraga ini. Caranya dengan mengunggah gambar atau narasi positif mengenai PON XX, dan berusaha memviralkannya di media sosial.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews