Tujuh Alasan Pelatih Shin Tae-Yong Perlu Dipertahankan

Sudah digaji tinggi. Tentu kita pun ingin melihat, sampai seberapa jauh langkah Timnas Indonesia yang rata-rata berusia muda ini menapaki jenjang prestasi internasionalnya.

Selasa, 4 Januari 2022 | 09:32 WIB
0
148
Tujuh Alasan Pelatih Shin Tae-Yong Perlu Dipertahankan
Shin Tae-Yong (Foto: Kompas.com)

Pelatih asal Korea Shin Tae-Yong justru sebaliknya. Memasang dan mempercayakan posisi-posisi kunci pencetak gol justru pada pemain-pemain 'newbie', usia muda, akan tetapi memiliki potensi bermain cemerlang. Shin Tae-Yong juga mengombinasikan lini pertahanan pada yang lebih senior.

Coba lihat komposisi pemain-pemainnya. Dari 23 pemain yang dipilih memperkuat Squad Indonesia di AFF, hanya lima saja yang berusia di atas 25 tahun. Dan dari 18 pemain yang 25 tahun ke bawah, 6 di antaranya berusia 19-20 tahun. Dan mereka ini termasuk yang diandalkan. Mereka adalah Pratama Arhan, Witan Sulaeman, Rizky Ridho Ramadhani, Alfeandra Santosa Dewangga (20 tahun) serta Elkan William Baggott, Ramai Melvien Rumakiek (19).

Lima pemain senior di atas 25 tahun hanyalah Evan Dimas Darmono (26), Dedik Setiawan (27), Fachrudin Aryanto (32), Victor Igbonefo (26), Kushedya Hari Yudo (28) dan kiper cadangan Syahrul Trisna Fadillah (26). Mereka praktis pemain cadangan, kecuali Fachrudin Aryanto, serta biasa dimainkan di paruh 90 menit kedua, Evan Dimas dan Dedik Setiawan.

Yang berusia 21-25 menjadi tulang punggungnya, mereka adalah Egy Maulana Vikri (21), Asnawi Mangkualam Bahar (22), Rahmat Irianto (22), I Kadek Agung Widnyana (23), kiper Nadeo Argawinata (24), Mohammad Edo Febriansyah (24), Ezra Harm Ruud Walian (24), Rizky Dwi Febrianto (24), Ricky Kambuaya (25) , Irfan Samling Kumi alias Irfan Jaya (25).

Menjadikan Bintang

Alasan kedua, pelatih Shin Tae-Yong menjadikan pemain-pemain ini bintang-bintang baru Timnas Indonesia, sejak pada usia dini seperti Pratama Arhan (20) yang memiliki kemampuan "lemparan sampai ke depan gawang lawan", ataupun pencetak-pencetak gol seperti Asnawi Mangkualam, Witan Sulaeman, atau pendukung-pendukung seranganRizky Ridho, Rachmat Irianto dan bahkan Ramai Melvin Rumakiek dan Elkan William Baggott yang kesemuanya mereka masih dib awah 24 tahun.

Masa depan masih cerah, bagi Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-Yong ini. Luar biasa. Sudah lama, Indonesia tidak disuguhi permainan-permain cantik akan tetapi produktif menghasilkan gol. Dan semangat-semangat pemain muda, yang diberi kepercayaan besar oleh Shin Tae-Yong ini terlihat menggebu-gebu. 

Terlebih, mereka juga dibekali latihan fisik cukup oleh pelatih fisik pendamping Shin Tae-Yong, Lee Jae-Hong, serta khusus pelatih kiper Kim Hae-won. (Twitter Shin Tae-Yong).

Alasan ketiga, adalah mentalitas spartan Korea Selatan -- yang hampir setiap saat jiwa mereka terancam oleh serangan-serangan saudara sedarah mereka dari Korea Utara. 

Semangat survival (mereka sejak usia muda diwajibkan dengan latihan survival, turun dari gedung tinggi dengan tali tambang), merupakan bawaan orang Korea yang pantang menyerah.

Alasan keempat, selama ini sudah dilatih beberapa pelatih Eropa, atau Amerika Latin, ternyata mulai terbukti, semangat spartan Korea Selatan inilah yang perlu ditanamkan pada pemain-pemain Indonesia, yang umumnya lebih suka santai dan tenggelam dalam ketenaran.

Alasan kelima, Shin Tae-Yong tidak diragukan kepelatihannya, serta latar belakangnya sebagai pemain nasional yang pernah mengharumkan Korea Selatan. Sebagai pemain di klub Ilhwa Chunma atau yang dikenal sebagai FC Seongnam antara 1992-2004, sebagai posisi gelandang serang ia bermain 401 kali untuk timnya dan mencetak 99 gol dan 68 assist. Pernah berpengalaman main di sebuah klub Australia, dan selama menjadi pemain di Timnas Korea Selatan Shin Tae-Yong tercatat 14 caps serta mencetak 3 gol.

Shin Tae-Yong dinilai cukup mengenal permainan tim Indonesia di masa lalu, lantaran ketika ia memperkuat tim Korea pernah menghadapi tim Indonesia, yang diperkuat Widodo Cahyono Putro dan kawan-kawan. 

Pada pertandingan fase grup A yang dimainkan 7 Desember 1996, timnas Korsel mengalahkan Indonesia 4-2. Gol Korsel dicetak Kim Do-Hoon, Hwang, Seon-Hong (2 gol), dan Ko, Jeong-Woon. Sementara gol Indonesia dicetak Ronny Wabia dan Widodo CP. Sementara itu saat masih berstatus pemain Korsel U-23, Shin Tae-yong juga tercatat pernah bertemu timnas Indonesia. (Bola.com, Kompas.com).

Alasan keenam, prestasi kepelatihan Shin Tae-Yong di level dunia juga lumayan oke. Tahun 2017 misalnya, Shin Tae-yong diminta Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) untuk melatih tim senior usai Korsel memecat pelatih Timnasnya asal Jerman, Uli Stielike. 

Di fase penyisihan grup F, Son Heung-min dan kawan-kawan kalah dari Swedia dan Meksiko. Namun di pertandingan terakhir melawan Jerman, mereka menang dramatis dengan skor 2-0 pada laga terakhir fase penyisihan grup. Korea Selatan menghancurkan harapan Jerman untuk mempertahankan gelar juara dunia yang diraih 4 tahun sebelumnya. (Reuters.com)

Alasan ketujuh? Nah, ini dia....Tidak murah loh, bayaran pelatih Shin Tae-Yong ini untuk melatih Timnas Indonesia. Digaji tinggi, sejuta dollar pertahun atau Rp 14,2 miliar. Berapa bayaran perbulan yang diterima Shin Tae-yong untuk melatih timnas Indonesia? Cukup buat pensiun, Rp 1,1 milyar perbulan.

PSSI memang tidak pernah merilis jumlah gaji yang diberikan kepada Shin Tae-yong. Namun pada medio Desember 2020, media asal Vietnam, Danviet, memberikan bocoran daftar gaji pelatih-pelatih top yang berada di Asia Tenggara. Nama Shin Tae-yong berada di puncak dengan bayaran satu juta dollar AS per tahun atau senilai sekitar Rp 14,2 miliar. Sehingga jika dihitung perbulan, Shin Tae-yong menerima Rp 1,1 miliar. (Kompas.com).

Sudah digaji tinggi. Tentu kita pun ingin melihat, sampai seberapa jauh langkah Timnas Indonesia yang rata-rata berusia muda ini menapaki jenjang prestasi internasionalnya.

Di depan, masih ada SEA Games, dan juga turnamen-turnamen internasional lain yang harus diikuti Timnas Garuda yang pernah berlatih di Turki ini. Pengen dong, kita lihat permainan cantiknya di lapangan, dan tentu saja.... Indonesia juara. *

JIMMY S. HARIANTO (02/01/2022)

Catatan: artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompasiana