Satu-satunya cara yang menjamin kita bisa terbebas darinya adalah mengenakan APD lengkap standar mikrobiologi dan mengikuti segala protokol tetek bengeknya.
Keluar rumah selama masa pandemi adalah suatu keniscayaan yang mustahil dihindari.
Gak masuk akal di rumah terus kan ya, apalagi bagi rakyat kecil yang harus keluar kerja untuk memenuhi kebutuhan perut keluarganya. Dapat satu hari habis satu hari. Kecuali pemerintah memang mau bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan harian keluarganya.
Meskipun terpaksa beraktivitas di luar rumah dalam masa wabah besar ini, tentunya sangat konyol juga orang-orang yang tidak mau menjaga dirinya dari hempasan badai wabah.
Yep, tips pencegahan yang selama ini telah kita ketahui dari sumber-sumber resmi sudah benar. Keefektivannya sudah banyak dibuktikan secara ilmiah. Cuci tangan dengan sabun (atau hand sanitizer) sebelum dan sesudah beraktivitas di luar rumah, memakai masker serta menjaga jarak dengan orang lain ketika kita berada di ruang-ruang publik.
Namun ada beberapa tips tambahan, supaya kita lebih terhindar atau peluang kita terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 semakin mengecil, yaitu mengamati sikon, menjaga waktu dan jaga sentuhan.
Mengamati Situasi dan Kondisi
Ruangan publik yang ramai, tertutup, ber-AC dan relatif kecil seperti kantor bank, cafe dan minimarket adalah lokasi penularan yang paling beresiko setelah rumah sakit, khususnya yang menangani pasien-pasien Covid-19. Apalagi di kota atau daerah yang sudah jelas terkonfirmasi terdampak wabah. Ketika kita berada di lokasi tersebut, yang pertama kali mesti kita lakukan adalah mengamati situasi dan kondisinya.
Perhatikanlah situasi orang-orang yang disekeliling. Apakah ada orang yang terlihat sakit, lemas, sesak nafas, batuk-batuk atau bersin-bersin. Apakah kondisinya didominasi oleh orang-orang yang tidak mengenakan masker dan apakah lokasi tersebut tidak menerapkan protokol pencegahan wabah.
Jika semua jawabannya adalah iya, bersegeralah meninggalkan tempat tersebut. Resiko penularannya cukup besar, karena udara di lingkungan yang seperti itu kemungkinan besar sudah mengandung kabut droplet yang membawa virus.
Jaga Waktu
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah jam pertama, resiko penularan di tempat-tempat beresiko cukup rendah, setelah lebih dari itu resikonya naik dengan cukup drastis. Usahakanlah sesingkat mungkin berada di tempat-tempat beresiko, jika memungkinkan cukupkan hanya sekitar 10-15 menit saja atau dibawah itu.
Jaga Sentuhan
Selama beraktivitas di luar rumah, ingat selalu untuk tidak menyentuh apapun kecuali memang terpaksa, seperti gagang pintu, pegangan tangga dan barang-barang yang berhubungan langsung dengan aktivitas.
Hal yang biasanya sangat sulit dihindari adalah menyentuh wajah, umumnya karena adanya rasa gatal dan kebiasaan yang sifatnya psikologis. Ketika hendak menyentuh atau mengusapnya, pakai tissu atau saputangan yang bersih.
Tips ini berdasarkan keberadaan virus yang sudah terbukti mampu bertahan hidup selama beberapa jam hingga beberapa hari di permukaan berbagai benda yang biasanya kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Virus yang berasal dari jatuhan droplet orang yang terinfeksi pada saat ia batuk atau bersin.
Satu hal yang penting selalu diingat, seluruh upaya pencegahan di atas tidak satupun diantaranya yang bisa menjamin kita bebas 100% dari terinfeksi virus. Satu-satunya cara yang menjamin kita bisa terbebas darinya adalah mengenakan APD lengkap standar mikrobiologi dan mengikuti segala protokol tetek bengeknya. Hal yang mustahil bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, setelah kita berusaha selanjutnya kita berserah diri kepada sang pemilik dan penguasa alam semesta.
Semoga kita semua diselamatkan dari wabah besar Covid-19 ini ya.
(Rahmad Agus Koto/Praktisi Mikrobiologi).
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews