Maysha Tersingkir dari X Factor dan Bahaya Simalakama Presidensi G-20

Intelijen adalah bisnis yang sangat sulit dan akan berakhir nenjadi sebuah prediksi. Dari X Factor, bagaimana bila digeser ke sikon geopolitik?

Kamis, 14 April 2022 | 09:03 WIB
0
126
Maysha Tersingkir dari X Factor dan Bahaya Simalakama Presidensi G-20
Maysha (Foto: okezone.com)

Sesuai yang saya prediksikan pada tulisan terdahulu, Maysha terbukti tersingkir pada grand final X Factor Indonesia pada Senin malam (11/4/2022), karena hasil voting yang mendukungnya paling rendah. Maysha yang dimentori Rossa, tidak mampu bersaing dengan tiga grand finalis lain yang didukung BCL yang cantik dan atraktif serta Ariel sang legend.

Walau baru 15 tahun, Maysha memiliki kualitas vokal yang bagus, pandai berakting, ekspresif dan mampu bertahan setelah sempat tiga kali berada di posisi bottom two, tetapi diselamatkan oleh judges. Masa depannya cukup cerah karena sudah dikenal publik.

Tiga finalis adalah Alvin dan Danar yang dimentori BCL serta 2nd Chance dengan mentor Ariel Noah.

Penampilan Alvin yang mampu menghipnotis dan suaranya yang sangat berkarakter selalu menjadi daya tarik pemirsa. Saat grand final, Alvin menyanyi dengan Slank, secara psikologis selain hebat, Alvin didukung fans BCL dan Slankers. Memang pantas Alvin menjadi finalis pertama. Mungkin pemirsa X Factor mayoritas wanita, ini point penting Alvin yang disebut Yudika "laki-laki".

Danar adalah finalis kedua X Factor satu-satunya yang sering trending di Youtube. Danar memiliki kreativitas tinggi dalam menciptakan lagu dan aransemen. BCL pintar dengan menampilkan Danar menjadi bagian gaya musiknya, Danar yang sederhana ditarik BCL ke medan magnitnya, membuat warga Purwokerto dan Banyumas semakin ingin dia menang di final, kira-kira ini inti dukungan dan strateginya.

Finalis ketiga yaitu 2nd Chance dengan mentor Ariel Noah, terdiri dari Alan dan Tommy yang semula berasal dari kategori Male, Febri dari kategori Boys, dan Caecelia dari kategori Female. Kualitas vokal keempatnya yang matang dan harmonisasi suaranya, selalu banjir pujian.

Bagaimana peluang di final?
Walau ketiga finalis bagus, tetapi ada titik lemah pada posisi Alfin dan Danar, karena selain keduanya mendapat dukungan pribadi, baik teman, etnis dan medsos, titik rawannya, pendukung BCL akan terbelah, milih Alvin atau Danar? Sementara Pendukung Ariel akan solid memilih 2nd Chance. Perkiraan, Alvin masih cukup kuat, kini harus head to head dengan Danar, dia dapat tambahan dukungan Slankers.

Danar walau terbatas untuk menyanyikan lagu bahasa Inggris, walau tetap sederhana, pendukung warga Banyumasan bisa menjadikannya kuda hitam. Terbukti beberapa kali trending di Youtube.

Untuk 2nd Chance, ini ujian, karena baru kali ini menurut Yudika ada kategori group yang maju ke final. Nah, peran dan kharisma Ariel NOAH akan menentukan nasib group ini.
Kesimpulan

Analisis singkat di atas sebenarnya menggunakan pakem intelijen.

Di dalam ketentuannya intelijen memberikan petunjuk kepada 'user' yang akan mengambil keputusan. Waktu masih satu minggu untuk voting, dan akan menentukan siapa juara satu, dua dan tiga. Dengan petunjuk diatas sulitkah Anda menentukan bila berada di posisi 'user'?

Penutup

Intelijen adalah bisnis yang sangat sulit dan akan berakhir nenjadi sebuah prediksi. Dari X Factor, bagaimana bila digeser ke sikon geopolitik? Indonesia kini mau tidak mau harus terlibat dalam konflik Rusia dan Ukraina di sidang G20 sebagai presidensi. Pengambilan keputusan harus menghitung seperti X Factor, siapa pendukung Rusia dan siapa pendukung AS dan NATO?

Mereka ada konco-konconya, lantas siapa konco Indonesia yang mau pasang badan bila masalah semakin menjadi pelik, rumit dan diboikot? Keberadaan G20 bukan persoalan komponen ekonomi belaka, tetapi kental dengan persoalan geopolitik, geostrategi dan geoekonomi. Bila mereka bicara politik, akan lebih berbicara soal kepentingan nasionalnya.

Politik di sini kotor, tetapi politik bagi negara-negara besar sangat kotor, akan menghalalkan cara untuk mencapai tujuan. Mereka tega menyerang, menginvasi, memberi sanksi ekonomi, menjatuhkan kepala negara hingga memecah sebuah negara.

Pertanyaan penulis, sudah dihitung benarkah? Sudah siapkah menghadapinya? Ini bak buah simalakama bukan? Sikon politik DN dengan demo 11 April saja sudah bikin gemas pemegang amanah. Bagaimana kalau ada tukang goreng luar yang cawe-cawe. Agak mikir juga penulis sebenarnya.

Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen