Punggung yang dipotret adalah punggung pemain basket NBA ternama Michael Jordan. Foto punggung itu menyertai kemunduran Jordan dari laga NBA. Majalah itu bertanya: “Mengapa?”
Dalam dunia foto jurnalistik, tampilan terpenting seorang manusia adalah wajahnya. Bahkan untuk ukuran foto yang sangat kecil, hanya wajah saja yang ditampilkan dalam sebuah profil singkat atau biasa disebut dengan “headshot”, bukan bagian tubuh yang lain.
Tetapi adakalanya justru foto punggung yang menjadi menarik, seperti tiga foto contoh yang menyertai tulisan ini. Foto punggung memang menceriterakan tentang orang yang terpotret, tetapi informasi foto tersebut bukanlah bagaimana wajah sang terpotret melainkan hal lain.
Foto punggung hanya bisa bermakna kalau sang terpotret memang sudah dikenal, atau memang tidak perlu diperkenalkan sama sekali. Untuk hal kedua ini, sebagai contoh adalah orang-orang yang memandang sebuah peristiwa besar, misalnya kebakaran atau pertunjukan musik.
Punggung-punggung yang terpotret sebenarnya menjadi latar depan dari inti ceriteranya.
Akan halnya foto memotret punggung orang terkenal, ada beberapa pemahaman yang bisa diambil. Dalam contoh foto headline Harian Kompas 5 Juli 2014, Joko Widodo ditampilkan punggungnya saja karena inti ceritera adalah meriahnya suasana kampanye di Senayan itu.
Pemotretan dengan sudut punggung sudah sejak dahulu dipakai para jurnalis. Pada tahun 1961, foto punggung Presiden AS John F Kennedy yang berbincang dengan mantan Presiden Eisenhower di Camp David sungguh menjadi foto yang kuat.
Kedua pria itu sedang membicarakan hal serius yaitu Krisis Teluk Babi, dalam konfrontasi AS dengan Kuba di kala itu. Untuk kasus seperti ini, foto dari arah depan malah kurang memberikan efek “kedalaman” foto tersebut.
Dan kasus foto punggung yang sangat artistik adalah sampul majalah olahraga Sports Illustrated edisi Oktober 1993. Punggung yang dipotret adalah punggung pemain basket NBA ternama Michael Jordan. Foto punggung itu menyertai kemunduran Jordan dari laga NBA. Majalah itu bertanya: “Mengapa?”
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews