Soal pelatih, Livi tidak perlu khawatir karena pelatihnya saat ini adalah IM Dede Liu.
Banyak yang menanyakan apa kabar WFM Samantha Edithso sekarang? Kok namanya jarang terdengar? Untuk menjawab pertanyaan itu, inilah jawabannya.
Sabtu malam ini 13 Agustus 2022, dua pecatur putri berbakat Indonesia MNW Cecilia Natalie Liuviann dan WFM Samantha Edithso akan ber-dwitarung untuk menentukan siapa yang paling unggul diantara mereka saat ini.
Samantha adalah juara dunia catur standar dan catur cepat 2018 sementara Cecilia 4 kali juara nasional di kelompok umur berbeda KU 11, 13, 15 dan 17.
Kedua pecatur ini sudah pernah bertemu di babak ke-3 turnamen catur standar Piala Gubsu 2018 di kelompok junior yang berakhir dengan remis.
Setelah pertemuan itu keduanya kemudian tampil dominan dengan menyapu satu demi satu lawan-lawan mereka di enam babak berikutnya. Setelah babak terakhir Samantha dan Cecilia sama-sama membukukan 8½ poin.
Akan tetapi dalam perhitungan tie-break, Samantha unggul solkoff sehingga dinyatakan sebagai juara pertama disusul oleh Cecelia di tempat kedua.
Kini empat tahun kemudian keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah dwitarung namun kali ini dengan format berbeda yaitu 2 babak catur kilat 10 menit plus 2 babak catur kilat 5 menit. Jika hasilnya imbang, pertandingan akan diselesaikan dengan Armageddon.
Dwitarung dua pecatur putri berbakat istimewa ini akhirnya dimenangkan Cecilia.
Cita-cita Cecilia berburu Gelar
Selalu menyenangkan untuk menulis tentang pecatur-pecatur muda berbakat di Indonesia karena mereka inilah nanti yang akan mengharumkan nama negara di kancah internasional menggantikan para pecatur senior pendahulunya.
Salah satunya adalah WCM Cecilia Natalie Liuviaan. Mendengar nama depannya Cecilia, pikiran kita langsung tertuju kepada pembukaan Sicilia yang terkenal itu. Salah! Cecilia itu diambil dari nama Santa Cecilia, nama Baptis Natalie karena dia lahir di bulan Desember.
Sementara itu tambahan Liuviann berasal dari nama kedua orangtuanya. Cecilia Natalie: semoga hidupnya baik seperti Santa Cecilia. Begitu kira-kira filosofi dari namanya. Sama sekali tidak ada unsur catur di dalamnya.
Baiklah, cukup sudah cerita tentang nama. Sekarang mari kita bicara tentang prestasi catur. Cecilia lahir di Bogor, 24 Desember 2005. Soal bakat catur, biasa saja begitu ayahnya menilai, tetapi soal tekad dan semangat, Livi salah satu dari sekian banyak anak yang gigih, ambisius, dan pekerja keras.
Sekali Cecilia punya keinginan, akan terus dia kejar. Inilah celah bagi kedua orang tuanya untuk terus mendorong putri mereka itu agar bisa melengkapi bakat catur yang biasa-biasa tadi menjadi luar biasa. Apalagi Cecilia suka matematika dan di catur itu ada berhitung, kalkulasi. Klop sudah.
Belajar dasar-dasar catur pada umur 7 tahun dari ibunya, pada usia 10 tahun 6 bulan Cecilia sudah mampu merebut gelar juara nasional untuk pertama kalinya tahun 2016 pada Kelompok Usia E Putri KU-11.
Berkat prestasinya ini, PB Percasi mengirim Cecilia ke China untuk mengikuti 13th Asian Schools Chess Championship 2017 kategori Girls U13. Selain memperoleh medali perunggu Celilia juga meraih gelar WCM di turnamen itu.
Pencapaian Cecilia bukan hanya itu. Anak pertama dari dua bersaudara ini juga meraih medali emas di Kejurnas Catur 2018 di Banda Aceh pada Kelompok Usia D Putri KU-13.
Masih di Kejurnas, setahun kemudian Cecilia kembali merebut medali emas pada Kejuaraan Nasional Catur ke-48 tahun 2019 yang digelar di kota Ambon kali ini di Kelompok Junior Putri C U15.
Menjadi juara nasional itu tidaklah mudah. Apa lagi lawan-lawan yang dihadapi adalah para pecatur terbaik yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Livi demikian gadis manis ini biasa dipanggil mampu melakukannya tiga kali. Berarti Cecilia mampu mencetak hattrick di turnamen yang sangat bergengsi itu.
Prestasinya ini membuat Livi kembali dipanggil PB Percasi untuk diberangkatkan mengikuti turnamen catur Eastern Asia Youth Chess Championship 2019 kategori Girls U14 di Bangkok, Thailand.
Kesempatan kedua ke luar negeri kali ini tidak disia-siakan oleh Livi. Dia berhasil merebut medali emas catur blitz setelah secara sensasional mencetak 8½ poin dari sembilan babak hasil dari delapan kali menang, satu kali remis tanpa pernah kalah.
Masih di turnamen yang sama, penggemar pizza dan rendang ini juga berhasil merebut dua medali perak untuk Indonesia di catur klasik dan catur cepat.
Apakah Cecilia Natalie sudah puas dengan pencapaiannya ini? Tentu saja, tidak. Penyuka pertahanan Sicilia ini masih mengincar gelar WIM dalam waktu dekat dan gelar WGM dalam jangka panjang.
Tetapi inilah situasinya. Berlatih, apalagi dimasa pandemi yang sepi turnamen di atas papan saat ini bukan hal yang mudah. Cecilia seperti kehilangan motivasi karena jenuh.
Ditambah kesibukan berkutat dengan tugas-tugas sekolah online yang seperti tak ada habisnya, membuat tenaga seperti terkuras habis dan semangat berlatih pun turun drastis.
Pecatur yang mengidolakan GM Judit Polgar dan GM Hou Yifan karena mampu bersaing di turnamen-turnamen Open ini harus berjuang keras untuk mengatasi rasa bosan karena harus tinggal di rumah menanti pandemi ini reda entah kapan.
Soal pelatih, Livi tidak perlu khawatir karena pelatihnya saat ini adalah IM Dede Liu. Ayahnya. Pecatur nasional yang handal dan sarat pengalaman dalam hal melatih catur. Ini juga salah satu alasan Livi belajar catur. Cecilia ingin seperti ayahnya sering ke luar negeri untuk bertanding catur.
Semoga saja Covid-19 ini cepat berlalu sehingga Cecilia kembali semangat untuk membaca A World Champion's Guide to Chess karya GM Susan Polgar buku catur pertama Livi guna meraih cita-citanya meraih gelar WIM dan WGM.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews