Terlepas dari pembelaan si Baim itu nantinya, Kemenkumham menjelaskan upaya pendaftaran itu bisa batal jika ada keberatan dari masyarakat.
Created by the poor, stolen by the rich
Setuju sekali dengan tagline ini untuk menunjukkan bahwa ada etika yang harus dijaga bagi yang kaya (raya sekali) agar tidak memanfaatkan kebodohan atau keluguan si miskin, untuk cari uang lagi..
Etika ini juga harusnya menjadi acuan moral agar orang kaya janganlah serakah apalagi merampok orang miskin.
Ribuan netizen sekarang menghujat habis langkah Baim Wong dan siapapun yang hendak mempatenkan Citayam Fashion Week ( atau weeks)- CFW.
Influencret macam Baim Wong yang kaya raya karena sebagian kontennya mengeksploitasi orang miskin, harusnya tahu diri bahwa dia bukan creator CFW.
Bukan dia yang menciptakan nama itu .
Bukan pionir acara itu.
Bahkan biniknya dateng belakangan setelah CFW ngetop.. jadiin konten trus datengin uang lagi..
Jadi wajar jika ada komentar: kok tega-teganya mengambil nama itu untuk tujuan cari duit lagi. Padahal dia sudah sangat kaya .
Jika sudah kaya, kenapa harus licik begitu.
Apa kurang cukup duitnya ?
Apa gak malu tangan kanan memberi, tangan kiri pegang camera terus rebut lahan rejeki si miskin?
Tentu akan ada pembelaan dari dia yang menolak dituding serakah.
Dia bakalan menampilkan sisi altruistic pendaftaran CFW itu.
Dia bakal berbusa-busa mengatakan bahwa hak paten itu bakalan juga membantu si miskin dan mengembangkan bakat fashion anak-anak pinggiran yang miskin itu.
Terlepas dari pembelaan si Baim itu nantinya, Kemenkumham menjelaskan upaya pendaftaran itu bisa batal jika ada keberatan dari masyarakat.
Jadi mulai sekarang, netizen harus bersuara keras untuk mencegah langkah serakah Baim atau siapapun yang mempatenkan nama itu.
Mesti gencar lho.. lewat petisi atau surat penolakan terbuka.
Kalau gak gencar, bakal keduluan Anies Baswedan lho.
Yang pasti dia melihat ini peluang gede buat naikin namanya..
Mau keduluan sama dia?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews