Kalau cuma minta pulsa sih sudah jamak, itu modus lama, kalau yang begini biasanya menggunakan photo profile ABG kinyis-kinyis, agar mudah diterima pertemanannya.
Saya percaya, satu dari sepuluh lelaki dewasa mengalami hal ini. Banyaknya permintaan pertemanan, khususnya di FB. Permintaan pertemanan tersebut datangnya dari wanita-wanita cantik.
Inilah awal persoalannya, karena tidak sedikit yang tergoda untuk menerima pertemanan tersebut. Yang terjadi selanjutnya setelah pertemanan diterima, percakapan di messenger pun dimulai.
Seperti biasanya, perkenalan basa-basi dimulai, tanya asal dari mana, kerja apa, dan sebagainya. Oh ya.. ujung-ujungnya Minta nomor WA. Selanjutnya secara terang-terangan mulailah menawarkan dagangan, bahkan ada yang minta transfer uang dengan berbagai alasan.
Ada yang menawarkan dagangan yang menggoda syahwat, ada juga yang menawarkan obat kuat. Tidak sedikit yang tergoda, hanya saja diam seribu bahasa.
Modus terbaru, rerata mereka ada yang mencantumkan profesi dokter. Itu mungkin trik untuk menyakinkan agar diterima pertemanannya. Tapi begitu dilihat postingannya, ternyata pedagang supplement untuk menambah kekuatan para lelaki.
Sasaran mereka pada umumnya adalah lelaki dewasa STW (setengah Tua), yang dianggap sebagai target potensial bagi dagangan mereka.
Hampir semua dari mereka akan menolak kalau diajak video call, dengan berbagai alasan, itu cara mereka untuk menutupi Identitas mereka di balik photo profile yang terpampang.
Jadi tidak mustahil, photo profile tersebut hanyalah bagian strategi agar permintaan pertemanan bisa diterima. Disinilah para lelaki dewasa diuji selektifitasnya dalam menerima pertemanan.
Dan hal seperti ini tidak saja di FB, juga terjadi di Twitter dan Instagram. Modusnya sama, dengan photo profile wanita cantik, hanya tidak mencantumkan gelar dokter, bahkan kadang tudak mengenakan hijab, tapi penampilan yang seksi.
Yang didagangkan juga sama, yakni supplement obat kuat, dan perangkat mak erot (tidak perlu saya jelaskan detilnya).
Berbagai modus yang digunakan, bukan cuma dagangan obat kuat. Janji kencan penuh muslihat pun dilakukan. Jangan tergoda, karena itu cuma didunia maya, sesungguhnya mereka tidak ada didunia nyata.
Kalau cuma minta pulsa sih sudah jamak, itu modus lama, kalau yang begini biasanya menggunakan photo profile ABG kinyis-kinyis, agar mudah diterima pertemanannya.
Tetap saja wujudnya bukanlah sebenarnya, bisa saja di balik photo profile yang terpampang, adalah para lelaki petualang didunia maya, yang kehabisan kuota internet untuk berselancar.
Tidak salah juga sih menerima pertemanan mereka kalau cuma untuk hiburan, tapi bagi saya, hal seperti itu hanya buang waktu percuma. Apa lagi bukan pengguna produk dagangan mereka.
Dan tidak Salah juga kalau ada yang menerima pertemanan tersebut karena memang membutuhkan produk saingannya. Itu hak masing-masing yang tidak bisa dicampuri orang lain.
Artikel ini cuma sekedar untuk berbagi pengalaman, agar teman-teman tidak terjebak pada pertemanan semu yang tidak ada manfaatnya. Tidak ada maksud untuk mematikan usaha orang lain.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews