Jika ada sesuatu yang istimewa tentang ikan Koi, maka yang akan mengejutkan anda adalah harganya. Ikan koi adalah salah satu ikan peliharaan termahal di dunia, saat ini rekor harga ikan koi termahal adalah setara Rp. 27 Miliar.
Ikan Koi termasuk keluarga ikan Karper (Carp Fish) dan bentuk badannya menyerupai ikan mas konsumsi. Para petani padi di Jepang mulai menekihara ikan Koi sejak tahun 1700-an. Mereka berusaha mengembangbiakkannya dengan cara kawin silang (cross breeding) antar varitas hingga hasilnya menjadi ikan Koi dengan aneka pola dan warna.
Penangkaran ikan koi di Jepang saat ini menjadi semakin produktif dan menjadi sebuah industri perikanan besar dengan penjualan ekspor ke berbagai negara di seluruh dunia.
Ikan Koi yang diproduksi oleh para Koi breeder di Jepang harganya relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan Koi produksi lokal oleh para petani kita.
Mengapa harga ikan Koi begitu mahal namun tetap saja menjadi hewan peliharaan pilihan terutama bagi para pecinta ikan Koi?
Berikut ini alasannya..
1. Hanya sedikit telur menetas menjadi Koi berkualitas tinggi
Kebanyakan orang tertarik dengan ikan Koi berkualitas tinggi. Dari populasi jutaan Koi, hanya sebagian kecil saja yang memiliki kualitas baik.
Karena hanya Koi yang berkualitas saja yang bisa dipasarkan, maka Ikan Koi menjadi mahal karena rendahnya pasokan dan permintaan yang tinggi.
Seekor induk Koi betina yang berukuran besar (diatas 70 cm) dapat bertelur hingga ratusan ribu hingga jutaan butir dan dari sekian banyak telur tersebut, hanya 60% saja yang berhasil menetas. Sayangnya, di antara 60 % yang menetas menjadi burayak koi tersebut, kebanyakan mengalami kelainan bentuk (cacat). Misalnya saja banyak burayak Koi dengan penutup insang yang tidak normal, hilang, punggung bengkok dan kelainan fisik lainnya.
Koi breeder akan menyisihkan ikan-ikan koi kecil dengan kelainan bentuk (cacat) tersebut dan mereka hanya akan memilih anakan Koi yang punya potensi menjadi Koi berkualitas tinggi. Dengan demikian yang tersisa hanyalah Koi hasil seleksi yang sangat ketat.
Pada titik ini, dari ratusan ribu atau bahkan jutaan telur yang menetas setelah dilakukan tahap seleksi, hanya tersisa ratusan Koi berkualitas atau sekitar 2 % -nya saja. Waktu dan uang yang dihabiskan untuk membudidayakan ikan Koi juga akan menambah harganya.
Sebagian besar peternak Koi akan mematok harga tinggi karena mereka juga ingin mendapat untung.
2. Para Penjual Koi adalah ahlinya
Penjual Koi adalah mereka yang telah ahli untuk mengetahui kualitas Koi terbaik. Mereka rela melakukan perjalanan ke Jepang hanya untuk membeli ikan Koi dengan kualitas tinggi.
Para pedagang Koi kemudian harus mengkompensasi biaya perjalanan mereka dan tugas yang sulit untuk mendapatkan ikan Koi terbaik.
Jadi, ketika anda membeli ikan Koi dari seorang pedagang (dealer) maka sesungguhnya anda juga akan membayar keahlian dan waktu mereka.
Dealer juga memiliki tagihan yang harus dibayar, dan mereka harus memperoleh pendapatan sebanyak mungkin dari para pembeli.
3. Biaya Pengiriman Koi Import
Setelah ikan Koi sampai di Indonesia, ada bea masuk yang harus dibayarkan kepada pemerintah untuk barang-barang yang diimpor. Para pedagang juga harus mendapat izin dari pemerintah untuk ikut serta dalam perdagangan ikan Koi.
Biaya pengiriman, bea masuk, dan biaya lisensi semuanya sudah termasuk di dalam harga ikan Koi. Ketika pembeli ingin menjual ikannya di kemudian hari, mereka akan mempertimbangkan biaya pemeliharaan dan memasukkannya ke dalam harga jual, sehingga harganya semakin melambung tinggi.
4. Acara Kontes Koi Untuk Mendapatkan Koi terbaik
Alasan lain mahalnya harga Koi adalah adanya acara Kontes Koi (Koi Show) yang rutin diadakan tiap tahun untuk mendapatkan Koi terbaik sebagai juara kontes. Dalam perlombaan ini, ikan Koi dengan bentuk dan warna terbaik akan menjadi pemenang dan pemiliknya akan mendapat hadiah.
Acara Kontes Koi ini menjadi populer dan makin banyak orang ingin berpartisipasi sehingga harus mendapatkan ikan Koi dengan kualitas terbaik. Dengan demikian, acara Kontes Koi juga akan meningkatkan permintaan ikan Koi berkualitas tinggi. Ketika permintaan lebih tinggi dari penawaran, maka jumlah pedagang (dealer) akan meningkat pula.
5. Kondisi optimal untuk membesarkan Koi
Jika memelihara ikan Koi dapat menjadi sumber pendapatan yang baik, lalu mengapa orang tidak membiakkannya di seluruh dunia? Jawabannya adalah karena kondisi kelangsungan hidup ikan Koi tersebut.
Di Jepang memiliki kondisi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan Koi dibandingkan dengan negara lain. Ketika kita menganggap iklim sebagai faktor utama, meski banyak negara memiliki lingkungan yang mirip dengan Jepang namun aspek spesialisasi telah hadir lebih dulu, sejak Jepang berinvestasi besar dalam rangka pembiakan ikan Koi ini. Karena hanya sedikit tempat yang memenuhi kondisi optimal, pasokannya akan lebih rendah daripada permintaan; oleh sebab itulah maka harga ikan Koi menjadi tinggi.
Demikianlah semoga bermanfaat..
Salam gilakoi
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews