PON XX tinggal sesaat lagi dimulai dan semua hal sudah dipersiapkan dengan matang, mulai dari kebersihan venue hingga keamanan, baik di sekitar arena maupun wilayah lain. Aparat siap untuk mengamankan PON dan meminimalisir resiko terburuk, karena ingin agar acara ini berjalan dengan mulus.
PON XX akan diselenggarakan pada awal Oktober 2021. Jelang pembukaannya, aparat makin mengamankan seluruh wilayah di Papua, karena ingin agar acara ini berlangsung dengan sukses. Baru pertama kali lomba berlevel nasional diselenggarakan di Bumi Cendrawasih, oleh karena itu keamanan makin ditingkatkan, agar tidak ada ganjalan yang mengganggu.
Faktor keamanan memang sangat penting karena di Papua ada OPM dan KST. Mereka bisa jadi ancaman karena tidak suka dengan segala program pemerintah, termasuk PON. Oleh karena itu, pengamanan di Papua makin diperketat, apalagi setelah ada peristiwa berdarah yang membuat 4 prajurit TNI gugur di Kisor, Maybrat, akibat serangan KST. Razia makin sering dilakukan agar tidak kecolongan.
Panglima Kodam VII Cendrawasih Mayor Jendral Ignatius Yogo Triyono menyatakan bahwa TNI-Polri, dalam hal ini Kodam VII/Cendrawasih dan Polda Papua siap mengamankan dan mensukseskan penyelenggaraan PON. Dalam artian, mereka mendukung PON sebagai lomba olahraga level nasional dan ingin agar acara ini berhasil. Sebagai penjaga keamanan di Indonesia, maka wajar jika aparat menunjukkan kinerja terbaiknya.
Pengamanan makin diperketat agar tak hanya atlet dan offisial dari berbagai provinsi di Indonesia yang merasa nyaman, tetapi juga warga lokal. Semua orang wajib dijaga keamanannya agar tidak mendapat teror, terutama dari KST. Mereka wajib diantisipasi, terutama di wilayah yang rawan seperti Kabupaten Puncak, sehingga aparat lebih ketat lagi dalam berjaga.
Diterjunkan pula setidaknya 6.000 personel Polri dan TNI di Papua, dengan tujuan untuk mengamankan PON XX. Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius D.
Fakhiri menyatakan, nantinya juga akan ada personel Brigade Nusantara yang akan membantu. Mereka akan mengamankan 20.000 orang yang terdiri dari 9.000 panitia, 6.000 atlet, dan sisanya offisial.
Inspektur Jenderal Mathius menambahkan, 6.000 personel akan dibagi ke 4 wilayah yang jadi klaster PON XX, yakni di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Timika dan Merauke.
Mereka tidak hanya mengamankan di seputar venue tetapi juga di tempat penginapan para atlet dari berbagai kontingen, agar benar-benar kondusif. Sebagai tuan rumah, maka Pemda Papua ingin agar semuanya sangat aman.
Pengamanan memang makin diperketat agar tidak berpotensi untuk terjadi kericuhan, baik sebelum maupun ketika PON XX diselenggarakan. Jangan sampai ada anggota KST yang lolos lalu nyelonong masuk ke venue kala ada pertandingan atau di stadion saat pembukan PON, sehingga aparat makin ‘galak’ dalam berjaga.
Ini bukanlah suatu arogansi tetapi tindakan pencegahan agar tidak ada kemungkinan terburuk yang terjadi. Untuk membantu pengamanan maka aparat dilengkapi dengan teknologi berupa drone.
Pesawat mini tersebut akan diterbangkan di 4 klaster PON XX dan memiliki jangkauan hingga 3 KM. Drone sudah dilengkapi dengan kamera, sehingga bisa dipantau mana saja yang terjadi kerumunan dan wajib dibubarkan. Selain itu, kamera bisa mengidentifikasi siapa saja yang masuk dalam blacklist alias yang diduga anggota KST, sehingga bisa diantisipasi.
Jelang pembukaan PON XX beberapa minggu lagi, pengamanan memang lebih diperketat, agar tidak ada pihak-pihak yang mengganggu persiapannya. Aparat makin meningkatkan kinerjanya dalam berjaga dan mereka siap untuk ikut mensukseskan gelaran PON. Masyarakat juga senang karena aparat semangat dalam mengamankan suasana di pemukiman warga sipil. (Timotius Gobay)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews