Viralnya mobilisasi dari Twitter ke Threads juga sejatinya memunculkan perasaan takut tertinggal dengan trend yang ada.
Pada (7/7/2023), pengguna Twitter kembali dihebohkan dengan aplikasi Threads yang mampu mencuri perhatian pengguna twitter. Aplikasi threads dalam tiga hari terkahir menjadi trending topik masyarakat Indonesia utamanya pengguna twitter. Bahkan, kini aplikasi threads telah mencapai 10 juta lebih unduhan berdasarkan data dari Google Playstore dan telah mendapatkan ulasan sebanyak 4,5 dari 5 yang menunjukkan kualitas dari Threads sendiri ‘lumayan’ sebagai hiburan dalam rangka menyiasati aplikasi Twitter yang sepertinya dianggap tidak lagi se-menyenangkan seperti dulu. Kira-kira, kenapa ya ?
Twitter dan Elon Musk: Zaman Kemunduran Twitter ?
Aplikasi Twitter, sudah ada sejak 21 Maret 2006 yang diprakarsai oleh Jack Dorsey dan rekannya. Terhitung pada 2019 lalu, pengguna twitter sudah mencapai 321 juta pengguna aktif. Tampilan twitter yang simple layaknya seperti fitur SMS sehingga aplikasi ini menjadi salah satu aplikasi favorit pada jamannya hingga sekarang. Namun, justru twitter di era ini utamanya sejak twitter “dibeli” oleh Elon Musk, justru performa twitter sendiri tidak sebagus sebelum dibeli oleh Elon Musk, bahkan Elon Musk sendiri menyatakan bahwa pendapatan Twitter dibawah pengawasannya justru mengalami penurunan. Netizen pun sepakat bahwa beberapa aturan yang dibuat oleh Elon Musk justru kesannya “makin aneh dan ribet”. Beberapa aturan yang memang tidak masuk diakal misalnya, pengguna twitter yang terverifikasi harus membayar ke-eksklusifannya tersebut secara berkala, kini pengguna dapat membeli simbol terverifikasi, sehingga simbol tersebut kehilangan keeklusifannya, pembatasan jumlah cuitan yang dibaca, dan beberapa penambahan dan pengurangan tampilan di aplikasi Twitter. Pengguna twitter pun merasa sangat aneh dengan apa yang dilakukan oleh Elon Musk, karena bukannya pengguna semakin dimudahkan justru semakin membatasi akses pengguna terhadap Twitter itu sendiri. Netizen twitter pun, acapkali membandingan Twitter saat dibawahi oleh Jack Dorsey Vs Elon Musk.
Threads: Pukulan dari Mark Zuckeberg untuk Elon Musk
Di tengah kisruhnya antara Elon Musk dan netizen twitter, Mark diam-diam mengambil kesempatan dengan menciptakan aplikasi ‘threads” yang kini viral di jejaring internet. Threads adalah aplikasi terbaru dari Meta yang masih terhubung dengan Instagram, dengan nama “Threads, an Instagram app”. Threads adalah aplikasi media sosial baru yang dirilis oleh instagram dengan fitur dan fungsi yang mirip seperti twitter, lantaran media sosial yang satu ini adalah media sosial berbasis teks atau text-based yang memungkinkan pengguna untuk membagikan unggahan dalam bentuk text seperti halnya aplikasi Twitter.
Threads, memang memiliki desain yang mirip dengan Twitter sehingga tidak dapat dipungkir bahwa Threads dianggap sebagai pukulan dari Mark untuk Elon Musk, beberapa netizen tampak sudah merasa tidak nyaman dengan kebijakan baru twitter yang justru membebanai mereka.
Fenomena Fomo dibalik Hijrahnya User Twitter ke Aplikasi Threads
Fenomena berbondong-bondong warga Twitter ke Aplikasi Threads menujukan adanya mobilasasi tersendiri. Mobilisasi yang dilakukan secara bersamaan dengan motif yang sama. Motif yang dimaksud diprakarsai selain karena sudah “malas” dengan twitter juga disebabkan karena fenomena “ikut-ikutan” belaka dari netizen Twitter. Singkatnya, kini disebut dengan Fear of Missing Out atau Fomo. Fomo adalah perasaan takut tertinggal atas trend yang ada dan perasaan takut tidak mengikuti segala sesuatu tertentu sepeti berita, trend baru dan lainnya. Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik.
Viralnya mobilisasi dari Twitter ke Threads juga sejatinya memunculkan perasaan takut tertinggal dengan trend yang ada sehingga mereka turut ikut serta untuk menggunakan threads juga. Fenomena ikut-ikutan ini, memang sudah terjadi sejak dulu, manakala momen viral yang dialami seperti viralnya Threads misalnya. Sehingga, hijrahnya pengguna Twitter ke Threads diikuti oleh ratusan bahkan ribuan pengguna Twitter pula dan tak jarang mereka mengajak untuk saling mengikuti di aplikasi Threads tersebut.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews