Di Angkat Besi kelas 55 kg, Hidilyn Diaz mengungguli rival terdekatnya, lifter China Liao Qiuyun yang gagal menyamai rekor dunianya sendiri.
Pecah telor emas olimpiade setelah 97 tahun menanti. Lifter Hidilyn Diaz (30) menjadi orang pertama Filipina yang meraih medali emas di pesta olahraga paling bergengsi dunia, setelah keikutsertaan mereka di Olimpiade Musim Panas di Paris 1924.
“Saya sudah 30 tahun. Penampilan menurun, saya sendiri terkejut bisa melakukannya,” kata Diaz dalam wawancara pasca-pertandingan, menurut Reuters Senin (26/7). Setelah menerima kalungan medali, Diaz memegangi wajahnya dan menangis sebelum memeluk pelatihnya dan mencengkeram medali di lehernya.
Tahun lalu, Diaz terjebak di Malaysia, karena wabah Covid-19 dan terpaksa berhenti di sana dalam perjalanan ke Peru untuk ikut kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Selama sekitar lima bulan di bawah larangan perjalanan pemerintah Malaysia, lockdown akibat pandemi, membuat Diaz membangun ‘gym’ sendiri dan berlatih dengan botol-botol air sebagai pengganti barbelnya selama terjebak di sana.
Di podium Tokyo International Forum, Selasa (27/7) Diaz yang masih juga menangis berdiri memberi hormat saat dia menyanyikan lagu kebangsaan negaranya. Dan Filipina pun bersuka cita mengiringi tangis Diaz, bahkan sejak sehari sebelumnya ketika Diaz berhasil mengangkat barbel Clean and Jerk 127 kg, rekor baru Olimpiade di nomor 55 kg putri Angkat Besi Olimpiade di Tokyo 2020.
Di nomor Snatch dua kali gagal mengangkat barbel seberat 94 kg dan 99 kg. Dan hanya berhasil dan sah di angkatan kedua dengan 97 kg. Diaz tidak hanya memecahkan rekor olimpiade di angkatan Clean and Jerk. Akan tetapi juga angkatan total 224 kg.
Angka total 224 kg Diaz itu mengungguli rival terberatnya, Liao Qiyun dari China yang dapat perak dengan terpaut satu kg total, yakni 223 kg. Serta Lifter Kazakhstan Zulfiya Chinshanlo perunggu dengan total 213 kg.
Filipina dalam catatan sejarah Olimpiade, hampir selalu ikut dalam pesta olahraga empat tahunan ini sejak edisi Olimpiade Musim Panas 1924.
Kecuali, saat Amerika Serikat memboikot Olimpiade 1980 Moskwa. Bahkan sejak 1972, Filipina lima kali ikut bertanding di Olimpiade Musim Dingin. Tetapi belum pernah satu kalipun meraih medali emas selain 3 perak dan 7 perunggu selama 97 tahun keikutsertaan mereka di Olimpiade.
Meski kini ia sudah 30 tahun, namun medali emas pertama bagi Filipina di Angkat Besi ini memacunya untuk terus. Diaz mengatakan, ia masih akan ikut Olimpiade Paris pada 26 Juli sampai 11 Augustus 2024.
Mikee Romero Deputi Ketua DPR Filipina sudah mengajukan bonus 33 juta pesos atau senilai Rp 9,5 milyar untuk emas Diaz.
Masih bisa bertambah
Euforia emas pertama Filipina di Olimpiade Tokyo 2020 bisa membuat Hidilyn Diaz mengantungi lebih banyak lagi bonus. Bonus yang dijanjikan pemerintah berdasarkan Undang-undang Komisi Olahraga Filipina (RA 10699) adalah peraih medali emas sebesar 33 juta pesos (Rp9,5 milyar), perak 17 juta pesos dan perunggu 7 juta pesos.
Diaz yang meraih emas di Angkat Besi Putri hari Senin (26/7) lalu kemungkinan masih akan mendapat tambahan bonus lagi berdasarkan komitmen berbagai pihak, termasuk dari para taipan Filipina seperti Ramon Ang dan Manny Pangilinan pada awal Juli.
Jumlah tambahan bonus itu sudah diumumkan hari Selasa (20/7) pekan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Deputi Ketua DPR) Mikee Romero lalu di depan forum mingguan Penulis Olahraga Filipina. Bonus seperti yang ditentukan dalam Undang-undang di atas, masih akan ditambah dengan insentif tambahan untuk prestasi emas olimpiade sebesar 3 juta pesos lagi, sedangkan medali perak ditambah lagi 2 juta pesos, perunggu 1 juta pesos.
Dengan demikian, jika tambahan insentif bagi peraih emas olimpiade seperti komitmen yang diungkapkan Mikee Romero jadi diberikan, maka total bonus yang diterima Hidilyn Diaz menjadi 36 juta pesos atau senilai Rp10,4 milyar.
Diaz yang berurai air mata saat dikalungi medali emas pertama bagi Filipina dalam 97 tahun keikutsertaan di olimpiade hari Senin (26/7) lalu, membuat Filipina euforia medali emas.
Di Angkat Besi kelas 55 kg, Hidilyn Diaz mengungguli rival terdekatnya, lifter China Liao Qiuyun yang gagal menyamai rekor dunianya sendiri. Qiuyun meraih perak dengan 223 kg. Sementara Diaz hanya terpaut 1 kg, dengan total 224 kg merupakan rekor baru Olimpiade. Perunggu diraih Zulfiya Chinshanlo dari Kazakhstan dengan total angkatan 213 kg.
JIMMY S HARIANTO , sumber dari Reuters, Rappler com
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews