Sukses Berbisnis Versi Saya [1] "DO" dari ITB

Apakah mamak marah besar saat mengetahui saya di DO dari ITB tersebut?

Jumat, 30 April 2021 | 16:29 WIB
0
304
Sukses Berbisnis Versi Saya [1] "DO" dari ITB
Surat DO pemecatatan saya (Foto: dok. Pribadi)

Inilah surat pemecatan saya sebagai mahasiswa program S-2 ITB tahun 1998.

Surat DO yang diteken Direktur Pascasarjana ITB Prof. Ir. Kudrat Soemintapoera, Ph.D itu dikirim via pos ke rumah mamak di Bandung.

Memang saat itu, saya sedang di simpang jalan. Apakah saya mau terus berbisnis di mal atau mau fokus menyelesaikan kuliah S-2?

Saat itu, saya sungguh menghadapi simalakama. Akhirnya, saya memilih meneruskan bisnis gerai saya di mal, meski ditengah hantaman Krisis Moneter 1998.

Karenanya, resiko di DO dari ITB, harus saya terima. Pertimbangan saya saat itu, mumpung masih mahasiswa dan belum menikah, manfaatkan baik-baik momentum bisnis yang gak akan datang dua kali.

Kemarin, dalam studium generale bertopik: PERAN DESAIN DI ERA INDUSTRI KREATIF untuk para mahasiswa dan dosen Universitas Tarumanegara, Jakarta saya berbagi prinsip sukses berbisnis versi saya:

● Berangkatlah dari kegembiraan passion

● Andalkan nyali dan insting, mumpung masih lajang

● Bikin bisnis mu distingtif, jangan hanya setakat beda!

● Bangunlah kompetensi yang gak mudah ditiru

● Milikilah kemampuan adaptif

● Pahami bahwa kastamer bukanlah raja, tetapi teman sejati

● Selalulah nakal dengan ide-ide yang agnostik

● Bangunlah bisnis yang berkarakter

● Rayakan konteks, bukan konten

● Intimilah bisnis mu, hirup aromanya!

● Berpikirlah simpel, jauhi debat (kontensius)

● Rajinlah memulung stori, demi ketajaman trenspotting

● Milikilah kemampuan determinasi yang setrong

● Personifikasikan bisnis mu!

● Imanilah motto pribadi

● Cuekilah proteksi HAKI, karena inilah biang keladi yang memandulkan kreativitas.

Baidewei, apakah mamak marah besar saat mengetahui saya di DO dari ITB tersebut?

( Bersambung... )

***

( Semenit TRIBUN SABAR )

.