Shopping Bag Kurang Ajar

Karenanya secara repetitif, saya sembur kampanye cuci otak via shopping bag kurang ajar. Saisnya super jumbo. Kalimatnya nakal dan menghibur siapapun.

Selasa, 4 Januari 2022 | 09:24 WIB
0
165
Shopping Bag Kurang Ajar
Shoping bag (Foto: Dok. pribadi)

Bersaing bisnis dari sisi kualitas produk memang asik-asik aja. Begitu pula jika pengen bersaing dari sisi brand pun teteup cihuy. Memang, untuk berperang merek butuh kapital selangit. Sejak awal berbisnis, saya udah ngeh soal itu.

Pesaing bisa muncul setiap saat dari berbagai arah. Mereka bisa datang bertarung ke pasar dengan amunisi serba kumplit. Produknya hebat. Mereknya kuat. Mayoritasnya didukung oleh kapital yang gak terbatas.

Oleh karena itu, sejak awal pula saya selalu menggiring pertarungan bisnis masuk ke wilayah pikiran (mind). Mind-war adalah perang bisnis yang paling cihuy untuk melawan korporasi gergasi, jika kita kurcaci.

Jadi teringat saat itu, gerai saya Rockets di Mal Senayan City dan Mal Pondok Indah di Jakarta, dikepung oleh "branded-store" kaliber global. Gerai-gerai di sebelah saya ada Adidas, Puma, Nike, Zara, Stradivarius, Pull & Bear, Uniqlo, dll.

Karenanya secara repetitif, saya sembur kampanye cuci otak via shopping bag kurang ajar. Saisnya super jumbo. Kalimatnya nakal dan menghibur siapapun.

Salah satunya, SAYANG BANGET, MASA MUDANYA RUSAK DI BALI (Rockets Indonesia).

Akhirnya, semua mata pengunjung mal membacanya dengan pinisirin. Pesaing jadi gak relevan!