Dari mana saya mengetahui potensi dan peluang bisnis kedua negara ini? Pengalaman itu didapat karena kebiasaan saya bolos kuliah sejak masih mahasiswa S-1.
Baidewei, apakah mamak marah besar saat mengetahui, saya di DO dari ITB tersebut ?
Siapapun orang Batak yang umumnya sangat memuja titel akademik sebagai ukuran kesuksesan hidup, pastilah di DO dari universitas adalah dosa besar. Tetapi mamak ternyata meresponnya dengan santuy. Mengapa ?
Karena beliau udah melihat saya sebagai mahasiswa yatim yang produktif dan mandiri sejak lama. Sambil kuliah, udah bikin usaha sendiri. Kuliah bayar sendiri. Bahkan udah ngasih mamak angpaw tiap bulan. Mamak mana yang gak melambung melihat anaknya rutin setor japrem, meskipun kuliahnya ambyar, yeee kan?
Waktu itu, saya di DO dari S-2 Desain ITB bersamaan dengan terjadinya Krisis Moneter 1998 yang memporak-porandakan dunia bisnis di Asia. Termasuk bisnis ritel saya di mal pun klepek-klepek. Sehingga, badai krisis ekonomi ini jugalah yang memaksa saya harus fokus menerajukan bisnis ritel gerai daripada menuntaskan kuliah S-2 saya.
Rupiah nyungsep, dolar AS perkasa. Harga-harga barang melambung tinggi, diikuti oleh daya beli konsumen yang semakin hancur lebur. Omset gerai sebelum krismon yang ratusan juta perbulan, jatuh terhempas menjadi belasan juta doang. Parah banget!
Solusi mujarab apa yang bisa menyelamatkan bisnis ritel saya dari kehancuran? Ternyata solusinya adalah produk imitasi dan produk imovasi.
Dua negara jawaranya adalah South Korea dan China. Keduanya akhirnya menjadi juru selamat bisnis ritel saya.
Rupanya produktivitas manufaktur dari kedua negara Asian Tigers inilah yang akhirnya bisa menjadi sekoci penyelamatnya.
Dari mana saya mengetahui potensi dan peluang bisnis kedua negara ini? Pengalaman itu didapat karena kebiasaan saya bolos kuliah sejak masih mahasiswa S-1.
Doyan bolos kuliah demi ngebolang ke mancanegara untuk memulung "imperience" adalah kebiasaan saya yang mamak udah maklumi sejak baheula.
Beliau udah paham dengan pilihan passion yang menjadi kesuksesan versi saya sendiri. Sehingga, obsesi kesuksesan versi reifikasi (Kepintaran-Kekayaan-Ketenaran-Kekuasaan) yang acap banget menjadi standar umum tersebut gak lagi mustahak.
Kimpo, Incheon, Baiyun, Pudong International Airport...I'm coming!
(Tamat)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews