Jika produk Esemka sebagai karya anak Boyolali ini disambut oleh pasar dalam negeri dengan antusias, maka akan menggairahkan pengusaha-pengusaha nasional lainnya untuk berproduksi.
Awal produksi 18.000 unit dan diperkirakan akan diborong oleh UKM 13.000 unit. Belum dihitung dengan pemda-pemda seluruh Indonesia yang akan menggunakan merk Esemka sebagai kendaraan pikap operasionalnya, sebagai bentuk dukungan kepada produk nasional.
Diperkirakan akan ludes dengan mudah. Dan terima kasih bagi nyinyiers yang sebetulnya turut mendongkrak merk Esemka di telinga kita semua, hater is a free marketer, right?
Bagi kelompok UKM yang bermodal terbatas, harga adalah pertimbangan utama dalam membeli mobil operasional, dengan harga termurah di kelasnya, review yang baik terhadap produk, tidak kalah dengan merk yang sudah mapan seperti Daihatsu, Toyota & Mitsubishi, maka Esemka yang dibandrol dengan harga 95 juta (off the road), menjadi pilihan yang masuk bagi kalangan UKM.
Dan saya yakin kalo menyangkut bisnis, preferensi politik apapun tidak menjadi pertimbangan lagi, melainkan hanya untung & rugi, fulus bro.
Bukan pemilih Jokowi pun saya perkirakan tidak akan anti dengan merk Esemka jika memang lebih menguntungkan. Mereka kan pengusaha, bukan netijen yang kebanyakan waktu luang menyinyir di kolom-kolom komentar
Jadi mari kita optimis Esemka akan disambut pasar dengan riang gembira, dan tidak bernasib malang seperti Timor.
Saya membayangkan suatu saat Indonesia pun akan bisa menyusul kesuksesan Korea Selatan, minimal dengan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dahulu, tidak usah muluk sebagai pioneer di kelas dunia. SDM kita belum siap untuk ke arah sana.
Namun dengan bonus demografi, di mana 80% populasi kita diisi oleh usia Milenial, sekedar menjadi tuan rumah di negeri sendiri adalah sesuatu yang possible.
Kuncinya mulai dari kita sendiri mencintai "ploduk-ploduk" Indonesia.
Korea Selatan bisa menjadi salah satu leader di industri teknologi juga memulainya dengan mindset seperti ini. Para pemimpinnya menggelorakan semangat nasionalisme dalam semua aspek kehidupan dan seluruh rakyat menyambutnya. Terjadi sinergi yang positif antara pemerintah, industri, dan seluruh rakyat.
Nah, saya pikir para pemimpin dan tokoh seperti Anies Baswedan (AB) yang olah kata orasinya tidak diragukan lagi, termasuk sebagai inisiator gerakan 'Indonesia Mengajar', sangat kompeten jika dijadikan sebagai corong untuk menggelorakan semangat nasionalisme ini ke seluruh rakyat Indonesia.
Apalagi selama ini orasi-orasi AB juga temanya selalu tentang nasionalisme. Bukankah demikian?
Demikian juga Felix Siauw (FS) yang pandai berorasi membius para pendengarnya wabil khusus generasi muda, Tengku Zulkarnaen, Rocky Gerung, Cak Nun, dll. Semua tokoh ini dikenal sangat anti asing, sehingga sangat bisa dijadikan icon-icon penyala api nasionalisme di dada seluruh rakyat Indonesia.
Jika nasionalisme sudah terpatri di dalam dada, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mulai MENCINTAI KARYA ANAK BANGSA menjadi mudah.
Jika produk Esemka sebagai karya anak Boyolali ini disambut oleh pasar dalam negeri dengan antusias, maka akan menggairahkan pengusaha-pengusaha nasional lainnya untuk berproduksi, dibandingkan hanya sebagai importir.
Untuk industri otomotif sendiri, jika satu merk Esemka bisa menunjukkan suksesnya di pasar Indonesia, selain bisa menaikkan kelas ke pasar luar negeri, juga akan mendorong pengusaha nasional lainnya untuk berproduksi merk-merk lain. Mungkin nanti akan ada merk ITEBE yang kelasnya di atas ESEMKA, ada ITEES, ITEKA, ITENAS (supaya gak cuma dikenal sebagai produsen video syur harusnya Itenas seriyes menggarap merk ini), dlsb.
Dan pada ujungnya otomotif nasional akan mampu menenggelamkan kartel otomotif Jepang. Why not ?!
Jadi kunci sukses Esemka yang akan menjadi titik awal bangkitnya KARYA ANAK BANGSA menjadi tuan rumah di negeri sendiri ini ada di tangan Anies Baswedan dkk.
Semoga sebagai World Class Leader, Pak Anies akan mengambil peran sebagai ICON NASIONALISME ini dengan riang gembira. Masya Allah sebuah kiprah yang Maha Mulia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews